Adegan Kedua
Prapti, tersenyum-senyum sendirian membayangkan Mas Prapto kekasihnya akan melamarnya bulan depan, senyum mengembang dari bibirnya. Sepertinya sudah terbayang di angannya apa yang terjadi selanjutnya jika Mas Prapto melamarnya dan bersama mengarungi bahtera pernikahan yang ditunggu-tunggunya.(terdengar suara motor bebek menggerung-nggerung di depan rumahnya)
Segera Prapti melongok ke arah jendela dan memastikan itu suara dari motor kekasihnya. Sesosok laki-laki gagah turun dari motor. Sebelum turun ia memastikan wajahnya masih klimis, rambut tersisir di spion sebelah kiri.
Prapti menunggu di depan pintu
“Tidak usah masuk ya dik, kita langsung saja…”
“Mau ke mana Mas…”
“Ikut saja dik Prapti sayang…”
Sambil naik motor Prapto bertanya kepada Prapti
“Dik Prapti nanti saya mau bicara serius serius tentang hubungan kita..”
“Tentu saja Mas…”
Senyuman Prapti seperti menunjukkan bahwa ia sedang berbunga-bunga membayangkan peristiwa yang sangat ditunggu-tunggunya. Pernikahan yang sudah di depan mata, dan ia sudah merencanakan baju yang ia kenakan, upacara yang harus dilakukan untuk sebuah pernikahan dan tentu saja mempercantik diri supaya terlihat pantas di mata keluarga Mas Prapto…