Kalau begitu kudirikan saja gubuk di sini. Dalam hati maaf ya Boss aku ingin ada gudang bagi emas hitamku
Bersama-sama teman kupantek tanah, kudirikan gubuk dengan bahan dari sisa-sisa bongkaran rumah
Lambat laut tanah kosong yang semua menajdi arena bermain sepak bola lenyap
Gubuk-gubuk liar dan tumpukan rongsokan menjamur.
Â
Tak perlu lama mencari rongsokan.
Berjuta-juta sampah plastik tersedia setiap hari berpuluh-puluh kayu bongkaran datang silih berganti
Salahkah aku mendirikan gubuk di sini
Sedangkan Boss yang hidup mewah di Gedung bertingkat sana diam tak bergeming.
Tanah ini milik siapa sih?
Kenapa ia hadir  seperti tak bertuan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!