Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Pro dan Kontra Peringatan Valentine Day

13 Februari 2016   22:11 Diperbarui: 13 Februari 2016   22:30 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa tahun terakhir ini seiring dengan maraknya media sosial, Valentine Day menjadi topik menarik untuk dipergunjingkan. Ada pernyataan provokatif bahwa Valentine day itu hanya milik agama tertentu, benua tertentu, produk barat, mengajarkan tentang pergaulan bebas, tidak sesuai dengan budaya dan adat ketimuran, tidak sesuai dengan ajaran agama asli. Pernyataan yang bersimpangsiur itu terus menggelinding liar. Tapi para jomblo, para remaja yang sedang dilanda api asmara, pada mereka yang menyediakan diri untuk  berbalas kasih atau memberikan coklat sekedar mengungkapkan rasa kasih kepada saudara, orang tua, kekasih suami, istri anak tercinta tetap berkilah anjing menggonggong kafilah berlalu.

Terserah budaya milik siapa, sejarah milik siapa Hari Valentine adalah momen pengungkapan rasa kasih sayang yang spesial. 14 Februari nanti Hari Valentine akan menjadi hari di mana banyak coklat dengan berbagai kreasi akan berpindah dari produsen ke konsumen, dari satu remaja ke  remaja yang lain, dari sepasang seseorang untuk orang-tersayang. Buket bungapun akan berputaran, Penjual bunga senang, pembeli bunga senang yang dianugerahi kiriman bungapun berbunga-bunga. 

Kalau  mendengar rumor atau guliran pro dan kontra Hari Valentine orang hanya terjebak pada wacana-wacana yang tidak akan pernah habis. Jutaan orang punya pikiran, punya pendapat, punya keyakinan yang saling bersilangan. Jika semua pendapat dan opini di dengar banyak orang akan pusing sendiri. Mengapa harus mempedulikan rumor, jika sebuah hari di khususkan untuk menyatakan rasa sayang pada orang-orang sekitar, menyatakan rasa cinta yang bersifat pribadi. Apa salahnya hari jika menjadi moment baik untuk melupakan kebencian, melupakan permusuhan.

Hari Valentine yang menurut sejarahnya ada beberapa versi yang melatar belakangi munculnya hari kasih sayang.

Versi 1:

Tarikh Kalender  Athena Kuno, periode pertengahan januari dengan pertengahan februari adalah bulan gamelion, yang dipersembahkan kepada dewa Zeus dan Hera, Dewa Zeus adalah ayah dari Herkules Legenda Kuno jaman Yunani yang terkenal akan kekuatan fisik dan kepahlawanannya dalam memerangi kejahatan. Herkules banyak dijadikan cerita yang menginspirasi lahirnya film-film tentang kepahlawanan. Zeus dan Hera digambarkan sebagai sepasang kekasih yang terkenal dengan legenda perkawinan agungnya yang romantis.

Versi 2:

Catholica Encyclopaedia, mencatat atau bebrapa martir dan santo yang bernama Valentinus:

 * satu seorang pastor di roma

 * Seorang uskus interama

 * seorang martir di provinsi romawi africa

Hubungan ketiga  orang yang bernama Valentinus dengan perayaan kasih sayang tidak jelas. Bahkan ada rumor yang mengatakan bahwa pada masa  Paus Gelasius I tahun 496 sengaja menetapkan hari Valentine untuk menyaingi popularitas dari perayaan Lupercalia yang jatuh pada tanggal 15 Februari. data lain menyebutkan

Versi 3: 

Pada abad pertengahan legenda-legenda tentang Velentinuspun masih menjadi menarik untuk diperdebatkan. Adalah beberapa data cerita baik dari eksiklopedia, maupun cerita dari mulut ke mulut (SEMACAM DONGENG) yang mengatakan bahwa asal mula valentine berasal dari cerita Santo Valentinus sebelum gugur sebagai martir, ia menulis pernyataan cinta kecil dari sipir penjara bunyinya adalah "dari Velentinusmu"

Ketika serdadu dilarang menikah oleh kaisar Claudius II, Santo Velentinus secara rahasia menikahkannya.

Catatan-catatan tentang Velentine itu akan menjadi catatan panjang yang akan memakan banyak halaman, namun inti dari perayaan Valentine adalah pernyataan kasih sayang dengan tulus, memberi hari khusus untuk mengingatkan kepada setiap manusia untuk pentingnya kasih sayang, pentingnya memberi ungkapan kasih sayang dengan cara apa saja yang penting tumbuh saling percaya saling berkomunikasi dari hati ke hati.

Pro dan kontra terhadap Hari Valentine akan selalu ada tapi yang jelas Velentine menjadi penanda untuk mengingatkan mansuia untuk tidak terlalu sibuk menggunjingkan orang, terlalu larut dalam suasana saling benci antar suku, antar ras, antar agama. 

Agama itu sebuah hak individu, sedangkan kasih sayang sifatnya universal. Semua agama mengajarkan tentang kasih sayang. Alangkah bagusnya jika kasih sayang itu memang dilakukan setiap hari tidak perlu menunggu moment Valentine. Mengapa harus kontra terhadap kebudayaan yang dibawa dari luar jika inti sebenarnya dari  Velentine itu adalah cinta universal. Semakin manusia ingat dengan kasih sayang semakin sempit ruang gerak paham radikalis yang menjadi momok manusia sekarang. Teroris tidak akan lahir jika setiap orang sadar pentingnya kasih sayang tanpa memandang sekat-sekat entah itu agama, suku, /etnis, atau kasta-kasta yang ada di seputar hidup manusia.

Bukan berarti pula perayaan kasih sayang dilakukan dengan berlebihan dengan menggelar pesta aneh, dengan pengungkapan kasih sayang berlebihan misalnya dengan sex bebas atau pernyataan cinta yang tidak sesuai dengan tradisi dan adat istiadat setempat. Apapun wujud pernyataan kasih sayang kalau dilakukan dalam batas kewajaran tetap saja membawa dampak positif.

 

referensi: wikipedia,

dari berbagai sumber

Sumber gambar:Sutterstock.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun