Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Pustal] Dalam Ketakutanku Ku Sambut Lahir Mu

24 Desember 2015   00:02 Diperbarui: 24 Desember 2015   00:15 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan pelatuk telah berbunyi “Klik”

Saat Natal tiba degup jantung ini berdesir kencang

Sepasang mata, telah pasrah melepas sukma

Dengan rompi berisi paku, segenggam bubuk mesiu

Serta rangkaian kabel elektrik Membumi hanguskan gedung

Tempat Tuhan menebar ajaran kasih.

Tuhan telah mengajarkan kasih

Sementara manusia memberi letupan kebencian

Tuhan memberi sepasang kekasih untuk bercumbu

Manusia melakukan demi ego dan balas dendam

Tuhan merangkai kasih dalam kesederhanaan

Manusia tengah telah memelihara kesumat di jalan berkelok

Sepasang mata itu Siap menjadi martir

Bagi keyakinannya akan kematian

Ia akan mati sebagai Pengantin Maut

Sambil membawa nyawa lain untuk menghadap Sang Khalik.

Apakah ia sedang mengasihi

Entahlah,tapi ia sedang menuntaskan misi

Untuk melenyapkan keyakinan lain yang tidak sevisi dengannya

Ia telah menterjemahkan ajaran kasih

Menurut keyakinan dia sendiri

Ia akan menutup telinga

Saat ada manusia lain tengah mengerang dalam kepedihan

Ketika pelatuk akhirnya bungkam

Dan denting lonceng kencang bergema bersamaan cahaya lilin terpancar

Cinta itu telah merebahkan dendam

Ia hanya hidup dalam dekapan cinta suci

Sementara gema dendam berdenging terus di serambi kalbu,

“Biarlah cinta memberi terang di malam gelap”

Desir jantungku akhirnya kembali berderap

Setelah, detaknya menakut-nakuti semangatku menempuh jalan kehidupan.

Kini aku terdiam, terpana oleh jeritan orok di palungan sederhana.

Aku melihat kasih terpancar indah tanpa sekat.

Jakarta, 23 Desember 2015

 

Ilustrasi gambar: Karya Ign Joko Dwiatmoko

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun