Mereka membuangnya di pekarangan karena tidak punya biaya untuk mengolah limbahnya. Salah satu pemilik industri rumahan lanting, Sohibul, mengharapkan bantuan baik dari pemerintah pusat maupun daerah.Â
Mereka tidak memiliki uang untuk membangun instalasi pengolahan limbah lanting. Kawasan RT 02 RW 04 Desa Madureso memiliki 15 industri rumahan yang memproduksi lanting di sepanjang jalan tersebut. Selama ini tidak ada satupun yang memiliki tempat untuk mengolah limbah cair, malah langsung dibuang ke pekarangan atau ke saluran  air.
Akhirnya Petugas gabungan dari Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (Perkim LH) dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen, mengambil sampel limbah industri lanting yang diendapkan di Desa Madureso Kecamatan Kuwarasan. Sampel limbah lanting diambil untuk pengujian laboratorium.Â
Hasil laboratorium ini yang akan menjadi dasar untuk membuat rekomendasi tindak lanjutnya. Setelah kejadian ini diharapkan, para pengusaha lanting agar membuat tempat pengolahan limbah.Â
Sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitar. Mungkin bisa dibangun secara komunal, karena pengrajin lanting di Desa Madureso tersebut cukup banyak. Krena apabila dibiarkan terus-menerus seperti itu akan berdampak buruk pada kesehatan masyarakat terlebih anak-anak. Pengusaha lanting diharapkan patuh dan mentaati peraturan yang dibuat sehingga usaha lanting tetap berjalan dan tidak terjadi pencemaran lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H