Mohon tunggu...
Dwi Agustina
Dwi Agustina Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar Sepanjang Hayat

Alumni Pendidikan Masyarakat - Universitas Pendidikan Indonesia, Domilisi Kota Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Mengatasi Ancaman Tersembunyi terhadap Pembantaian Karier Atlit Sepakbola

7 Mei 2024   18:23 Diperbarui: 7 Mei 2024   19:02 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : instagram ulasan balbalan

Pembantaian karier atlet merupakan sebuah ancaman tersembunyi dalam dunia olahraga modern. Fenomena ini telah menjadi sorotan utama dalam beberapa tahun terakhir. Fenomena ini mengacu pada serangkaian tindakan atau peristiwa yang mengakibatkan kerusakan serius terhadap karier seorang atlet, baik secara fisik maupun mental, dan bahkan dapat mengakhiri karier mereka secara permanen. 

Seperti halnya yang dialami Faisal Halim salah satu bintang muda yang berkilau di dunia sepak bola Malaysia, baru-baru ini menjadi korban serangan keji yang mengguncang tidak hanya komunitas sepak bola, tetapi juga seluruh negeri. Serangan dengan menggunakan air keras terhadap Faisal Halim telah menyebabkan kehebohan dan kecaman di seluruh Malaysia.

Kejadian tragis ini terjadi saat Faisal sedang berjalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan di Malaysia. Menurut saksi mata, dua orang pria tak dikenal mendekati Faisal di parkiran dan tiba-tiba menyiramkan cairan berbahaya tersebut ke wajah dan tubuhnya sebelum melarikan diri.

Reaksi terhadap serangan ini tidak hanya berpusat pada kejutan dan kecaman, tetapi juga pada rasa simpati dan dukungan untuk Faisal Halim. Banyak pihak, termasuk rekan-rekan setimnya, pelatih, dan penggemar sepak bola, mengeluarkan pernyataan solidaritas dan harapan untuk pemulihan cepat Faisal.

sumber : instagram ulasan balbalan
sumber : instagram ulasan balbalan
Serangan ini telah menyebabkan cedera serius pada wajah dan tubuh Faisal menyebabkan kesulitan dalam berbicara atau bergerak. Bahkan luka bakar yang dialami Faisal Halim teridentifikasi  tingkat 4 yang merupakan jenis cedera yang sangat serius. Pada tingkat ini, kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis kulit, termasuk organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebasea, dan kelenjar keringat.  Dia dijadwalkan menjalani operasi pada hari Selasa (7/5) sore. 

Dokter  merespons bahwa pemulihan penuh mungkin membutuhkan waktu  istirahat selama lima bulan untuk menyembuhkan luka-lukanya. Situasi yang dihadapi Faisal tidak hanya memberikan dampak fisik, tetapi juga psikologis bagi pemain berusia 26 tahun ini.

Karena cedera serius tersebut, ada kemungkinan Faisal akan pensiun dini dari lapangan sepak bola. Hal ini mengguncangkan komunitas sepak bola Malaysia, mempertanyakan keamanan para pemain dan menimbulkan pertanyaan tentang motif di balik serangan ini.

Penyelidikan sedang dilakukan oleh pihak berwenang untuk mengungkap identitas pelaku dan motif di balik serangan ini. Beberapa spekulasi muncul, termasuk kemungkinan ada motif pribadi atau bahkan hubungan dengan dunia sepak bola itu sendiri.

Selain di Malaysia, di Indonesia juga sering terjadi pembantaian karier terhadap pemain, official bahkan pelatih. kasus yang dialami oleh klub sepakbola Indonesia, Persija Jakarta. Pada tahun 2019, Persija Jakarta saat mengalami kesulitan yang signifikan dalam mencapai kesuksesan di kompetisi domestik dan internasional. Performa buruk tim tersebut mengakibatkan tekanan yang sangat besar dari penggemar dan media, serta kritik yang tajam terhadap manajemen klub dan para pemain.

Selain itu, kasus ancaman atau tekanan yang dialami oleh beberapa pemain Perseru Serui dan PSM Makassar yang dihadapi oleh kelompok suporter Bonek, pendukung fanatik dari klub Perserikatan Sepak Bola Surabaya atau yang lebih dikenal sebagai Persebaya Surabaya.

Ancaman tersebut mungkin berasal dari ketidakpuasan atas hasil pertandingan atau kinerja pemain yang dianggap tidak memuaskan oleh suporter. Ancaman atau tekanan semacam itu dapat berdampak serius pada kesejahteraan dan keamanan pemain serta mempengaruhi karier mereka di klub. Hal ini menunjukkan bagaimana tekanan eksternal dari suporter atau kelompok suporter tertentu dapat mengancam karier para pemain sepak bola, dan dalam beberapa kasus, dapat mengarah pada pembantaian karir jika tidak ditangani dengan serius oleh klub, otoritas sepak bola, dan pihak berwenang yang terkait.

Dari beberapa kejadian tersebut, terdapat langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk mencegah pembantaian karier atlet.

1. Pendidikan dan Kesadaran
Pendidikan tentang hak, perlindungan, dan keselamatan atlet harus dimulai sejak dini. Federasi olahraga, klub, dan agen olahraga harus memberikan pelatihan kepada atlet dan staf pendukung tentang tanda-tanda pembantaian karier, serta cara melaporkannya dan mencari bantuan jika diperlukan.

2. Pengawasan dan Penegakan Hukum
Pengawasan yang ketat dan penegakan hukum yang tegas terhadap perilaku yang merugikan atlet, seperti kekerasan, pelecehan, atau diskriminasi, sangat penting. Federasi olahraga dan otoritas terkait harus memiliki prosedur yang jelas dan efektif dalam menangani pelanggaran etika dan hukum yang melibatkan atlet.

3. Dukungan Psikologis
Atlet harus diberikan akses kepada dukungan psikologis dan konseling untuk membantu mereka mengatasi tekanan, stres, dan trauma yang mungkin mereka alami selama karier mereka. Pemberian dukungan mental yang tepat dapat membantu mencegah pembantaian karier akibat masalah psikologis.

4. Pembangunan Lingkungan yang Aman
Klub dan federasi olahraga harus menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi atlet. Ini termasuk menetapkan kebijakan yang jelas tentang perlindungan atlet, memberikan pelatihan kepada staf tentang etika dan keamanan, serta menjamin bahwa fasilitas dan acara olahraga memenuhi standar keselamatan yang tinggi.

5. Penguatan Pengawasan Media Sosial
Penggunaan media sosial yang tidak bertanggung jawab dapat menjadi faktor risiko bagi pembantaian karier atlet. Oleh karena itu, atlet perlu dilindungi dari pelecehan atau intimidasi online dengan meningkatkan pengawasan dan perlindungan terhadap aktivitas media sosial mereka.

Mencegah pembantaian karier atlet membutuhkan upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk federasi olahraga, klub, staf pendukung, atlet itu sendiri, dan masyarakat umum. Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan kasus-kasus pembantaian karier atlet dapat diminimalisir, sehingga atlet dapat mencapai potensi mereka tanpa harus khawatir akan ancaman yang tidak perlu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun