Pembantaian karier atlet merupakan sebuah ancaman tersembunyi dalam dunia olahraga modern. Fenomena ini telah menjadi sorotan utama dalam beberapa tahun terakhir. Fenomena ini mengacu pada serangkaian tindakan atau peristiwa yang mengakibatkan kerusakan serius terhadap karier seorang atlet, baik secara fisik maupun mental, dan bahkan dapat mengakhiri karier mereka secara permanen.Â
Seperti halnya yang dialami Faisal Halim salah satu bintang muda yang berkilau di dunia sepak bola Malaysia, baru-baru ini menjadi korban serangan keji yang mengguncang tidak hanya komunitas sepak bola, tetapi juga seluruh negeri. Serangan dengan menggunakan air keras terhadap Faisal Halim telah menyebabkan kehebohan dan kecaman di seluruh Malaysia.
Kejadian tragis ini terjadi saat Faisal sedang berjalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan di Malaysia. Menurut saksi mata, dua orang pria tak dikenal mendekati Faisal di parkiran dan tiba-tiba menyiramkan cairan berbahaya tersebut ke wajah dan tubuhnya sebelum melarikan diri.
Reaksi terhadap serangan ini tidak hanya berpusat pada kejutan dan kecaman, tetapi juga pada rasa simpati dan dukungan untuk Faisal Halim. Banyak pihak, termasuk rekan-rekan setimnya, pelatih, dan penggemar sepak bola, mengeluarkan pernyataan solidaritas dan harapan untuk pemulihan cepat Faisal.
Serangan ini telah menyebabkan cedera serius pada wajah dan tubuh Faisal menyebabkan kesulitan dalam berbicara atau bergerak. Bahkan luka bakar yang dialami Faisal Halim teridentifikasi  tingkat 4 yang merupakan jenis cedera yang sangat serius. Pada tingkat ini, kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis kulit, termasuk organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebasea, dan kelenjar keringat.  Dia dijadwalkan menjalani operasi pada hari Selasa (7/5) sore.Â
Dokter  merespons bahwa pemulihan penuh mungkin membutuhkan waktu  istirahat selama lima bulan untuk menyembuhkan luka-lukanya. Situasi yang dihadapi Faisal tidak hanya memberikan dampak fisik, tetapi juga psikologis bagi pemain berusia 26 tahun ini.
Karena cedera serius tersebut, ada kemungkinan Faisal akan pensiun dini dari lapangan sepak bola. Hal ini mengguncangkan komunitas sepak bola Malaysia, mempertanyakan keamanan para pemain dan menimbulkan pertanyaan tentang motif di balik serangan ini.
Penyelidikan sedang dilakukan oleh pihak berwenang untuk mengungkap identitas pelaku dan motif di balik serangan ini. Beberapa spekulasi muncul, termasuk kemungkinan ada motif pribadi atau bahkan hubungan dengan dunia sepak bola itu sendiri.
Selain di Malaysia, di Indonesia juga sering terjadi pembantaian karier terhadap pemain, official bahkan pelatih. kasus yang dialami oleh klub sepakbola Indonesia, Persija Jakarta. Pada tahun 2019, Persija Jakarta saat mengalami kesulitan yang signifikan dalam mencapai kesuksesan di kompetisi domestik dan internasional. Performa buruk tim tersebut mengakibatkan tekanan yang sangat besar dari penggemar dan media, serta kritik yang tajam terhadap manajemen klub dan para pemain.
Selain itu, kasus ancaman atau tekanan yang dialami oleh beberapa pemain Perseru Serui dan PSM Makassar yang dihadapi oleh kelompok suporter Bonek, pendukung fanatik dari klub Perserikatan Sepak Bola Surabaya atau yang lebih dikenal sebagai Persebaya Surabaya.