Mohon tunggu...
Money Pilihan

Nilai Rupiah Disebut Terburuk Sejak 1998

31 Desember 2018   07:00 Diperbarui: 31 Desember 2018   07:13 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Pelemahan Nilai Tukar Mulai Terjadi Sejak Trump Pimpin AS

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan tekanan terhadap nilai tukar mata uang dunia, termasuk Rupiah merupakan dampak dari perubahan yang terjadi di Amerika Serikat (AS), khususnya sejak pemerintah Donald Trump.

Dia menjelaskan, sejak pergantian pemerintahan AS kepada Trump, menimbulkan dampak yang besar bagi ekonomi dunia, tak terkecuali Indonesia.

"Sejak pergantian pemerintahan AS tersebut benar-benar terjadi perubahan. Faktanya begitu. Perubahan-perubahan yang terjadi khususnya mulai tahun ini. Dengan ada perubahan bisa kita cermati dan berdampak ke seluruh dunia termasuk Indoensia. Satu pola pertumbuhan dunia merata, dulu negara maju naik, negara berkembang naik," ujar dia di Gedung DPR RI, Jakarta.

Oleh sebab itu, depresiasi yang terjadi pada rupiah hingga menembus Rp 15.000 per USD merupakan fenomena global. Hal ini tidak hanya dialami Indonesia saja, melainkan negara lain.

5. Impor BBM Jadi Salah Satu Penyumbang Penyebab Pelemahan

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan impor bahan bakar merupakan penyebab dominan dari defisit current account dan depresiasi nilai tukar Rupiah.

"Jadi impor bahan bakar adalah alasan kenapa kita mengalami masalah defisit transaksi berjalan dan masalah kenapa kita alami Rupiah selalu di bawah tekanan," kata dia.

Mantan Menteri Keuangan ini menjelaskan, jika menilik komposisi impor, maka sebagian besar merupakan impor migas atau bahan bakar. "Jika kita lihat struktur impor didominasi oleh impor migas," jelasnya.

Dia mengatakan, berbagai kebijakan untuk meningkatkan ekspor perlu dilakukan sebagai upaya mengatasi defisit neraca perdagangan. Namun, rencana jangka pendek yang dapat dilakukan adalah dengan berupaya menekan impor.

"Meningkatkan ekspor tidak mudah. Apa yang harus kita lakukan adalah mengurangi impor," ujarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun