Mohon tunggu...
Dwi Noer
Dwi Noer Mohon Tunggu... lainnya -

" Learn and Grow "

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menjamah Keperawanan & Pesona Pantai Malang Selatan

10 September 2013   22:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:04 3970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_287176" align="aligncenter" width="597" caption="_menyeberangi sungai untuk mencapai pantai Bolu-Bolu_"]

1378819007489575610
1378819007489575610
[/caption] Keluar dari sungai, kami disambut jalan setapak yang masih berupa tanah. Sepertinya, petualangan yang sesungguhnnya baru dimulai. Perjalanan kami lanjutkan, hari itu kami mencoba menaklukkan beberapa bukit yang terbentang di depan untuk sampai ke Bolu-Bolu. Semakin jauh, jalan yang kami lalui semakin berat. Kondisi jalan semakin sempit dan terjal. Hingga akhirnya perjalanan kami terhenti di satu titik.

Menjelang sebuah tanjakan yang sempit dan curam perjalanan kami terhenti. Ternyata ada perbaikan jalan yang di depan. Jalan setapak yang biasanya dilalui warga sekitar menuju perkebunan kopi itu ternyata sedang diperbaiki. Kami pun dilarang melalui jalan tersebut. Sepertinya hari itu bukan hari keberuntungan kami. Bayangan pantai Bolu-Bolu yang sudah di depan mata mulai sirna.

[caption id="attachment_287191" align="aligncenter" width="502" caption="_perjalanan kami terhenti karena ada perbaikan jalan_"]

13788204831940433111
13788204831940433111
[/caption]

_Ketika kami sedang membicarakan hal tersebut, seorang warga menawarkan diri untuk membantu. Dia mengatakan ada jalan lain yang bisa dilalui menuju Bolu-Bolu. Kondisi jalannya sedikit lebih sulit dan rute yang dilalui akan lebih jauh. Semacam jalan tembus melewati perkebunan kopi dan hutan. Menurutnya, belum banyak yang mengetahui jalan itu, termasuk warga asli di sana.

Kami menerima tawaran bantuan warga itu dengan senang hati. Perjalanan sudah sejauh ini dan rasanya sayang jika harus kembali tanpa hasil. Motor pun kami putar arah. Dan ternyata tidak mudah. Titik perhentian motor kami diapit oleh jurang dan tebing. Kami harus ekstra hati-hati saat itu. Beruntung kami dibantu beberapa pekerja perbaikan jalan di sana.

Perjalanan pun dilanjutkan. Bayangan Bolu-Bolu yang sempat hilang kembali muncul dalam pikiran saya.

Ternyata jalan yang dimaksud memang lebih sulit dari jalan sebelumnya. Kali ini tak ada lagi jalan setapak. Yang ada hanya jalan yang sama sekali baru. Sebuah jalan yang berada diantara rimbunnya kebun kopi yang sepertinya jarang diurus pemiliknya. Hanya terdapat beberapa bekas roda kendaraan motor yang di sana. Semakin lama jalan yang ada di depan kami semakin susah dilalui. Benar-benar tidak mudah dan menguras tenaga untuk menaklukkannya.

Belum sampai 40 menit berjalan, beberapa kawan meminta berhenti sejenak untuk istirahat. Kami kehabisan tenaga. Dan sepertinya juga demikian halnya dengan motor kami. Hari itu, kendaraan kami harus bekerja ekstra keras.

Sementara itu di depan masih terbentang sebuah bukit beserta pepohonannya yang rimbun. Kami masih harus melaluinya sebelum sampai di pantai. Seorang warga yang menjadi penunjuk jalan bagi saya dan rombongan mengatakan jika jarak yang kami tempuh belumlah sepertiga perjalanan.

[caption id="attachment_287222" align="aligncenter" width="573" caption="_pantai Bolu-Bolu berada di balik bukit yang paling depan_"]

13788251421725287564
13788251421725287564
[/caption]

Sudah sejauh ini dan belum sepetiga jalan? Saya cukup terkejut mendengarnya, beberapa kawan terlihat geleng-geleng kepala.

Ketika itu, beberapa kawan menyarankan untuk berhenti dan kembali saja. Saya juga menyetujui usulan ini. Setelah berdiskusi bersama, kami putuskan untuk berhenti. Kami menyerah. Medan menuju Bolu-Bolu belum bisa kami taklukkan hari itu.

Faktor keselamatan menjadi pertimbangan utama ketika itu. Hari sudah semakin sore, sementara kami baru sepertiga jalan. Motor kami yang terbiasa dengan jalan aspal perkotaan nampaknya juga tak mampu jika terus dipaksakan. Ditambah lagi kemungkinan hujan yang bisa turun sewaktu-waktu. Jika saja saat itu hujan turun, mungkin kami akan terjebak di tengah hutan dan sulit untuk keluar.

Kami putuskan untuk kembali ke perkampungan terdekat. Dengan sisa-sisa tenaga yang tersisa kami berusaha keluar dari sana. Sampai di perhentian sebelumnya kami berpisah dengan guide kami. Pak Marwan namanya. Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beliau.

[caption id="attachment_287224" align="aligncenter" width="368" caption="_pemandangan saat perjalanan pulang_"]

1378826695151069259
1378826695151069259
[/caption] Hari masih siang ketika kami sampai di kampung terdekat. Kami istirahat dan mengisi perut secukupnya. Sebelum petang kami harus kembali ke Malang. Esok hari pekerjaan dan rutinitas kembali menanti kami. Hari ini kami belum bisa menaklukkan Bolu-Bolu. Namun, kami baru saja melalui sebuah perjalanan yang tak kan terlupakan. Perjalanan yang semoga memberi makna dan pembelajaran bagi kami bersama.

Sebuah Perjalanan Mencari Makna

Saya tak menyebut perjalanan ini sebagai sebuah wisata ataupun rekreasi. Entah apa namanya.

Beberapa orang mengatakan; Jika ingin mengetahui kepribadian asli seseorang maka ajaklah dia naik gunung. Saya tak begitu sependapat dengan ungkapan tersebut. Bagi saya, tak harus ke gunung untuk membuktikan ungkapan tersebut. Karena ke pantai pun bisa. Setidaknya melalui perjalanan ini dan beberapa perjalanan sebelumnya saya telah membuktikannya.

Dari semua perjalanan yang telah kami lalui, kami berharap semoga bisa menemukan setiap makna di dalamnya.

Sebuah makna yang sulit kami temukan di tengah kesibukan dan rutinitas pekerjaan.

Sebuah makna yang semoga bisa semakin mempererat persaudaraan.

Sebuah makna yang kami harap bisa membuat kami semakin mencintai  dan bangga sebagai seorang anak yang lahir dan dibesarkan di bumi Indonesia...

Semoga…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun