Mohon tunggu...
Dwi Klarasari
Dwi Klarasari Mohon Tunggu... Administrasi - Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

IG: @dwiklara_project | twitter: @dwiklarasari

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

"Marcell Donuts", Kuliner Donat Kentang Tumpuan Keluarga

8 Februari 2021   09:58 Diperbarui: 8 Februari 2021   11:01 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Donat adalah kuliner yang sudah ada sejak petengahan abad ke-19 (Sumber: dokpri Harry Krismono)

Berbagai upaya pun mulai dilakukan. Mas Harry yang bukan chef profesional tentu harus belajar dari nol. Takada kata malu, takada kata menyerah. Ia berburu resep donat dengan bantuan Mbah Gugel. Tanpa kenal putus asa ia belajar secara autodidak dari youtube serta sejumlah resep dari berbagai sumber.

Dalam proses pembelajarannya, Mas Harry memutuskan untuk membuat donat dengan modifikasi kentang sebagai bahan utama, ditambah topping 'taburan atau lapisan atas' yang kekinian.

Konon, penambahan kentang sebagai bahan utama berpotensi menghasilkan donat yang lebih empuk serta dapat mengurangi penggunaan telur. Sementara pemberian topping bertujuan untuk menghasilkan tampilan yang lebih menarik sekaligus menggugah selera. 

Ternyata tidak mudah mendapatkan donat dengan tekstur, rasa, dan tampilan yang pas. Kalau untuk dimakan sendiri mungkin tidak ada masalah. Namun, agar layak dijual tentu harus memiliki standar yang lebih tinggi. Mas Harry harus mencoba berulang kali karena pada awalnya tekstur donat buatannya masih cenderung berubah-ubah.

Mas Harry bertekad untuk membuat donat yang rasanya enak dan disukai banyak orang. Tekad yang besar ini tampaknya menjadi modal penting baginya. Perlahan-lahan, ia semakin percaya diri dengan resepnya. Sedikit demi sedikit jiwa kewirausahaannya juga mulai tumbuh. Hingga akhirnya donat kreasinya pun siap untuk dijual.

Adiknya menjadi pembeli pertama. Dengan mengupayakan berbagai cara promosi, pembeli selanjutnya pun datang dari antara para tetangga serta teman-teman di lingkungan gereja. Ada pula pembeli yang mengetahuinya dari informasi yang dipasang Mas Harry pada Google Maps.    

Mas Harry memulai usahanya pada Juni 2020 dengan modal seadanya, yaitu sekitar 50 ribu rupiah. Marcell, nama anak bungsunya dipilihnya sebagai brand. Lahirnya "Marcell Donuts" diiringi doa serta harapan yang besar. 

"Nama Marcell diambil dari nama anak kami yang bungsu dengan harapan usaha ini kelak akan dapat menjadi usaha keluarga sampai turun-temurun," tutur Mas Harry sepenuh harapan.

Dalam membangun usahanya, Mas Harry tidak berjalan sendirian. Seluruh anggota keluarga bahu-membahu mendukung dengan doa maupun tenaga. Istri dan ibu mertuanya turut membantu. Demikian juga dua anaknya yang sudah beranjak remaja. Tentu semua dilakukan secara gotong-royong karena tidak ada gaji seperti halnya bila bekerja di perusahaan.

"Di sela-sela pekerjaannya di PAUD, istri saya membantu berbelanja. Saya yang memasak, kadang-kadang dibantu ibu mertua. Pengiriman dilakukan bergantian antara saya, istri, dan si sulung," kisah Mas Harry.

Dengan pengalaman bermedia sosial, Mas Harry mencoba peruntungan dengan berjualan secara daring. Hal ini harus dilakukannya mengingat pada masa kini transaksi/perdagangan daring (e-commerce) adalah sebuah keniscayaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun