Mohon tunggu...
Dwi Klarasari
Dwi Klarasari Mohon Tunggu... Administrasi - Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

IG: @dwiklara_project | twitter: @dwiklarasari

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"A Christmas Carol", Inspirasi Bagaimana Memaknai Hidup

23 Desember 2020   19:54 Diperbarui: 23 Desember 2020   20:12 1065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: via wikipedia.org / 

Konon, Zemeckis merekam film ini menggunakan evolusi berkelanjutan dari digital 3D yang diterapkan pada "The Polar Express" (karya tahun 2004). Perekaman gerak yang jauh lebih canggih ini menghasilkan efek gambar dan suara yang spektakuler.  

Alhasil, kisah dengan setting London, Inggris ini mampu membawa penonton pada situasi riil. Keributan sekaligus suasana mencekam ketika para hantu datang meneror meembuat jantung sesekali berdetak lebih kencang.

Zemeckis yang juga pernah menyutradarai Back to The Future dan Forest Gump pun berhasil melambungkan film berbudget 175-200 juta dolar AS ini dan menuai banyak pujian.   

Lantas, bagaimana kelanjutan kisah Scrooge alias Gober?

Puji Tuhan, pada akhirnya Scrooge menyadari semua sifat buruknya. Dia pun paham bahwa kehidupan harus diisi dengan kebajikan. Kepedulian pada mereka yang miskin dan tersingkir, salah satunya. Termasuk keluarga dan orang-orang di sekitarnya.  

Singkat cerita, Scrooge berubah menjadi pribadi baru. "Nyanyian Natal" yang sesungguhnya berkumandang. Sosoknya yang dingin menjelma periang dan penuh cinta seperti Fred, keponakannya. Dia pun dengan sukaita menghadiri pesta Natal. Dari seorang yang super pelit menjadi sangat murah hati. Dia membagikan makanan, menaikkan gaji karyawan, dan melakukan sejumlah amal yang menakjubkan dengan semangat Natal.

Begitulah, film ini memberikan pelajaran berharga perihal bagaimana kita semestinya memaknai hidup. Tentang kepedulian pada hal-hal terkait kemanusiaan serta rela berbagi materi maupun kebahagiaan. Walaupun bertema Natal, pesan moral dari film ini sangat relevan diterapkan pada semua orang tanpa memandang agama, suku, maupun ras. Berbagi kebahagiaan tanpa membedakan latar belakang, bagaimanapun akan melipatgandakan kebahagiaan tersebut.

"Kebahagiaan yang tidak dibagikan hampir tidak bisa disebut sebagai kebahagiaan; ia tidak memiliki rasa." ~ Charlotte Bronte

Saya merekomendasikan film yang berusia lebih dari satu dekade ini sebagai film Natal-Tahun Baru sepanjang masa. Nama Charles Dickens dan Walt Disney Picture tentu menjadi jaminan mutu. 

Akhir kata, selamat menyongsong Natal 2020 dan Tahun Baru 2021. Izinkan pula saya mengutip slogan khas dalam karya Dickens ini, God bless us everyone 'Tuhan memberkati kita semua'.

Depok, 23 Desember 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun