Mohon tunggu...
Dwi Klarasari
Dwi Klarasari Mohon Tunggu... Administrasi - Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

IG: @dwiklara_project | twitter: @dwiklarasari

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"A Christmas Carol", Inspirasi Bagaimana Memaknai Hidup

23 Desember 2020   19:54 Diperbarui: 23 Desember 2020   20:12 1065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel A Christmas Carol untuk tugas penerjemahan saat duduk di kelas 2 SMP (Ilustrasi: IG @widhi_project)

Alkisah, ada "tiga hantu" yang menyambangi Scrooge pada malam Natal. Ketiganya adalah "Hantu Natal Masa Lalu"; "Hantu Natal Masa Kini"; dan "Hantu Natal Masa Depan".

"Hantu Masa Lalu" membawa Scrooge kembali ke masa lalunya dan mengungkap asal-muasal kebencian Gober pada hari Natal dan menyadarkan untuk berubah. "Hantu Masa Kini", membawa Scrooge melihat kebahagiaan sekaligus kondisi orang-orang menderita yang ada di sekelilingnya. Sementara itu, "Hantu Masa Depan" menunjukkan apa yang bakal terjadi jika Scrooge tidak segera mengubah tabiatnya.

Jim Carrey pengisi suara Scrooge berhasil mengekspresikan segala kedegilan tokoh yang "nyebelin" ini. Carrey juga sukses "memerankan" ketiga hantu masa lalu yang meneror Scrooge. Kesuksesan ini tak luput dari peran penulisan skenario yang dilakukan oleh sang sutradara, Robert Zemeckis. Konon, Zemeckis menuliskannya secara khusus bagi aktor gaek tersebut.    

Gary Oldman juga berjaya mengisi suara Bob Cratchit sekaligus Jacob Marley dan Tiny Tim, putra bungsu Cratchit. Sementara Fred "diperankan" oleh Colin Firth.

Aktor dan aktris lain pun sukses "memerankan" sejumlah tokoh pendukung dalam film berdurasi 96 menit ini. Di antaranya adalah Bob Hoskins, Robin Wright Penn, Cary Elwes, dan Daryl Sabara. 

Apa daya tarik film ini?

Selain tema cerita tentu saja canggihnya animasi 3D yang diproduksi melalui ImageMover Digital dan peran Jim Carrey, dkk. yang tidak diragukan. Bagi saya pribadi "jatuh cinta pada ceritanya"  jauh sebelum film ini diproduksi menjadi alasan simpel.

Kisah bertajuk A Christmas Carol pertama kali saya ketahui saat duduk di kelas 2 SMP. Kala itu guru Bahasa Inggris memberikan tugas penerjemahan. Saya memilih novel klasik A Christmas Carol karya Charles Dickens yang dianggit tahun 1843.  

Novel A Christmas Carol untuk tugas penerjemahan saat duduk di kelas 2 SMP (Ilustrasi: IG @widhi_project)
Novel A Christmas Carol untuk tugas penerjemahan saat duduk di kelas 2 SMP (Ilustrasi: IG @widhi_project)

 A Christmas Carol karya Dickens diketahui sebagai salah satu dongeng anak paling populer sejak pertengahan abad ke-19. Tak heran pula jika karya novelis era Victorian ini menjadi bacaan wajib. 

Kembali pada film animasi A Christmas Carol.

Film animasi A Christmas Carol memang diadaptasi dari novel klasik berjudul sama karya Charles Dickens. Film karya sutradara Robert Zemeckis ini dirilis pertama kali tanggal 8 November 2009 (di Indonesia, 18 november 2009).

Meskipun sudah membaca novelnya, saya tidak beranjak menyaksikan keseruannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun