Museum ini juga menyimpan sejumlah boneka tradisional daerah, seperti sigale-gale boneka kayu khas Batak Toba dan ondel-ondel Betawi. Di museum ini kita juga dapat bertemu dengan si Unyil, Ucrit, dkk. yang dipajang berjejer di salah satu bagian museum. Selain itu ada juga koleksi lukisan wayang serta aneka topeng dari berbagai daerah, termasuk topeng gundala-gundala dari Tanah Karo.
Boneka dari berbagai negara juga menjadi bagian penting dari koleksi Museum Wayang. Ada boneka dari Tiongkok, Vietnam, India, Suriname, Kolombia, juga boneka khas dari sejumlah negara Eropa.
Kisah Horor di Museum Wayang
Kendati berulang kali direnovasi dan disesuaikan dengan pemanfaatannya, Museum Wayang masih menyisakan petilasan bangunan lama berusia ratusan tahun. Di antaranya adalah bekas makam Gubernur Jenderal VOC (Batavia) Jan Pieterzoon Coen yang terdapat di taman terbuka di bagian belakang museum.
Percaya tidak percaya, selalu ada kisah horor di setiap bangunan kuno. Demikian halnya dengan Museum Wayang. Konon, beberapa pemandu wisata pernah melihat sosok serdadu Belanda berpakaian dinas yang diduga sebagai "sosok" JP Coen sang Gubernur Jenderal.
Kisah lain menyebutkan bahwa penjaga museum sering kali mendengar keributan dalam sebuah peti penyimpanan wayang. Selidik punya selidik, ternyata di dalam peti tersebut berisi   koleksi wayang Duryudana, Raja Muda Astina beserta keluarganya. Sebagai informasi, Duryudana adalah tokoh antagonis yang konon jelmaan iblis yang mudah terhasut oleh Sengkuni si paman yang licik.
Demikian sekilas cerita tentang Museum Wayang. Kelak bila pandemi sudah berlalu dan pariwisata kembali normal, jangan lupa berkunjung ke museum bersejarah ini. Tidak hanya menyajikan pameran, tetapi secara rutin dilakukan pagelaran wayang. Keren kan? Selamat Hari Wayang Nasional 2020!
Depok, 7 November 2020