Mohon tunggu...
Dwi Klarasari
Dwi Klarasari Mohon Tunggu... Administrasi - Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

IG: @dwiklara_project | twitter: @dwiklarasari

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pesan Whatsapp dari Anggi

9 September 2020   13:00 Diperbarui: 9 September 2020   12:56 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi HeikoAL -- pixabay.com

Pagi tadi tetiba sebuah pesan dari nomor asing masuk ke percakapan Whatsapp di ponsel saya. 'Selamat pagi Mbak, saya Anggi...', demikian kalimat pembuka yang sekilas tampak pada notifikasi. Deg! Entah bagaimana jantung saya mendadak berdetak lebih kencang. Kenapa ya?

Sekejap saya baru teringat tentang tulisan berjudul "Jangan Bercerai Lagi, Anggi!" yang kemarin saya tulis di kompasiana. Waduh! Jangan-jangan pesan WA itu berhubungan dengan tulisan yang menyertakan nama "Anggi"? Demikian pikiran saya mulai melantur.

Baca Kisah "Jangan Bercerai Lagi, Anggi!"

Dari mana seseorang bernama Anggi tersebut mengetahui nomor WA saya? Mungkinkah dia itu salah seorang yang membaca tulisan saya di kompasiana? Mungkinkah dia salah seorang kompasiner? Ah, tidak mungkin! Pada profil saya tidak mencantumkan nomor ponsel. Hanya admin yang mengetahuinya.  

Keringat dingin mulai bercucuran. Saya berusaha menenangkan diri. Saya tarik napas dalam-dalam, dan melepaskannya secara perlahan; kemudian saya teguk segelas air putih hingga tandas. Setelah beberapa menit, saya pun merasa lebih tenang dan dapat berpikir jernih. 

Siapakah Anggi si pengirim pesan itu?   

Haruskah saya takut karena tulisan saya memakai nama Anggi? Apakah si Anggi hendak menuntut karena kisah yang saya tulis itu sama seperti kisahnya? Bukankah di dunia ini ada ribuan nama Anggi dan ada ribuan kisah serupa? Bukankah tulisan yang dilabeli "fiksi"-sekalipun terinspirasi kenyataan-tidak dapat lagi dianggap sebagai kisah nyata?

Apalagi kalau kisah tersebut benar-benar khayalan dan hanya kebetulan saja sama dengan kehidupan nyata. Jejak samar peristiwa nyata memang acapkali ditemui dalam fiksi.

Saya harus berani menyampaikan argumen ini. Selain bergenre fiksi, tulisan tersebut pada dasarnya juga bermaksud baik. Lewat tulisan itu saya ingin menyampaikan ajakan positif banyak saudara-saudara seperti "Anggi" untuk setia menjalani mahligai perkawinan.  Alih-alih mudah mengatakan "cerai", lebih baik menyelesaikan setiap masalah dengan kasih dan damai.  

Akhirnya, saya pun meraih ponsel dan memberanikan diri membuka perpesanan Whatsapp. Perlahan-lahan saya baca pesan dari nomor asing yang tadi mengaku bernama Anggi.

Beginilah isi pesan lengkapnya: "Selamat pagi Mbak, saya Anggi menantunya Bu Yon. Mau tanya, apa semua anakku bisa diikutkan lomba mewarnai gambar, ya? Kata Ibu mertua, Mbak Dwi yang bagi-bagi gambarnya."

Duh Gusti, ternyata saya keliru!

Depok, 9 September 2020

Salam Fiksiana, Dwi Klarasari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun