Mohon tunggu...
Dwi Klarasari
Dwi Klarasari Mohon Tunggu... Administrasi - Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

IG: @dwiklara_project | twitter: @dwiklarasari

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Merindu Abimanyu (Bagian Akhir)

6 September 2020   08:23 Diperbarui: 6 September 2020   08:12 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terima kasih kamu sudah pulang. Bunda sangat bahagia. Lama sekali Bunda menunggumu, Nak! Sebenarnya Bunda sangat rindu untuk memelukmu.  

"Maafkan Abi, Bunda!" isakan Abi tiba-tiba merobek sunyi, "Abi pergi agar Bunda tak perlu memilih antara Abi dan Om Yoga. Bunda kan harus bahagia juga. Abi sudah cukup besar untuk mandiri."

 

Bersediakah kamu datang ke peristirahatan Bunda? Bunda ingin mendengar salam perpisahan darimu. Bunda juga ingin dengar ceritamu. Apa kabarmu, Nak? Apa yang kamu lakukan selama kita berpisah? Sudah berapa banyak lukisanmu terjual? Bunda harap kamu memenuhi janji untuk kelak jadi dokter. 

"Aah.. sudah berapa kali kubilang sama Bundaa!" rengek Abi berselimut kesal seraya mengambil bingkai berisi foto bundanya dari meja belajar, "Lihat Bun, Abi sudah jadi pelukis hebat! Berkat doa Bunda, Abi juga dapat beasiswa masuk kedokteran." 

Abi tidak herhenti mengisak. Air matanya berjatuhan di atas kertas surat mengoyak tulisanku yang sudah boyak. Ingin sekali rasanya aku memeluk Abi kuat-kuat.   

 

Jangan khawatir, Bunda tak bisa lagi memarahimu. Apa pun keputusanmu Bunda tetap mencintai dan merindukanmu. Seperti sering Bunda katakan, Bunda tak pernah menyesal mengadopsi kamu. Sungguh! 

 

Meskipun lenyap seluruh keluarga, hidup Bunda menjadi lebih berarti. Bunda harap, kelak kamu menjadi seseorang yang sebanding dengan semua pengorbanan itu. Bukan untuk Bunda, tapi untukmu sendiri. Meskipun tak pernah melahirkanmu, kasih Bunda sama seperti ibu-ibu lain di seluruh dunia.    

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun