Namun sungguh  disayangkan, ketika pemerintah berusaha menjaga pasokan dan kestabilan harga serta perjuangan masyarakat yang rela mengantri sedemikian rupa ternyata ada oknum yang menimbun minyak goreng. Entah apa yang diinginkan dengan menimbun begitu banyak minyak goreng. Polisi menemukan 1.138.361 kg minyak goreng yang disembunyikan di sebuah gudang di Sumatra Utara dan beberapa di tempat pergudangan lain.
Selain penimbunan oleh orang-orang yang tidak bertangggung jawab, disinyalir juga ada kebocoran distribusi minyak goreng dalam negeri yang diselundupkan ke luar negeri. Meskipun harga minyak goreng di negara kita sudah mahal ternyata jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga harga minyak goreng kita masih lebih murah. Maka dari itu ada yang menyelundupkannya ke luar negeri agar mendapat lebih banyak lagi keuntungan.
Entah sampai kapan keadaan ini berlangsung, hingga pertengahan Maret ini keadaan pasar belum banyak berubah. Minyak goreng masih menjadi barang langka dan menjadi buruan para ibu. Apalagi menjelang puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, kebutuhan akan sembako dan minyak goreng meningkat. Sekali pasokan minyak goreng datang, sesaat itu juga akan langsung habis terjual. Mungkin masyarakat takut jika pasokan akan berkurang atau langka kembali, tetapi mungkin ada baiknya jika kita membeli seperlunya saja. Tidak harus menimbun sampai berliter-liter di rumah toh kalau kebutuhan rumah tangga dengan 4 orang anggota keluarga minyak goreng 4 liter dalam satu bulan sudah termasuk banyak.
Mari kita belajar bijak untuk membeli minyak goreng agar pasokan juga stabil. Tidak perlu setiap hari berkeliling ke toko dan minimarket untuk membeli dan menimbun minyak. Jika kita tetap melakukan panic buying, bisa jadi malah akan ada oknum yang sengaja menimbun dan "menghilangkan" minyak goreng di pasaran agar terjadi kelangkaan kembali dengan tujuan agar harga barang naik lagi dan dia memperoleh keuntungan. Bukankah juga sudah menjadi hukum ekonomi apabila permintaan naik, pasokan sedikit maka harga akan ikut naik. Namun jika pasokan melimpah, permintaan biasa saja maka harga akan turun.
Mari kita belajar menerapkan ilmu ekonomi diatas. Mari kita membeli seperlunya saja agar harga tetap stabil dan masyarakat dapat menikmati minyak goreng satu harga tanpa harus mengantri panjang apalagi sampai menempuh puluhan kilometer. Dan mungkin ada baiknya juga kita juga merubah pola makan menjadi lebih sehat dengan mengurangi konsumsi minyak goreng agar tubuh kita sehat dan kantong pun tetap bugar.
       Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H