Â
Â
BAB 1
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Permasalahan
- Anak usia dini adalah pembelajar aktif yang memiliki energi cukup besar untuk memahami dan melewati tahap-tahap perkembangan sesuai tingkatan usianya. Pengembangan kognitif sebagai bagian dari aspek perkembangan, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir anak agar dapat mengolah perolehan belajarnya, dapat menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, dan membantu anak untuk mengembangkan logika matematikanya serta mengetahui akan ruang dan waktu (Suparno, 2001:149). Salah satu perkembangan kognitif yang digunakan dalam pembelajaran ini berfokus pada perkembangan bahasa. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa lepas diri dari bahasa. Dengan bahasa anak dapat mengkomunikasikan maksud, tujuan, pemikiran, maupun perasaannya terhadap orang lain. Pendidik anak usia dini (orangtua, pengasuh, dan guru) perlu mengingat bahwa bahasa berkembang sangat efisien di dalam sebagian besar individu. Guru dapat membantu mendorong perkembangan bahasa anak yang alami dengan menyediakan lingkungan yang penuh dengan kesempatan mengembangkan bahasa (Aisyah, dkk. Edisi 1). Bahasa adalah aspek perkembangan penting pada anak usia dini. Anak belajar menyimak, berbicara, membaca, dan menulis sesuai dengan tahap perkembangan. Anak mampu meningkatkan perkembangan bahasa secara optimal melalui pemberian contoh yang baik, memberikan motivasi pada anak, dan menerapkan kebiasaan-kebiasaan yang sesuai dengan anak usia dini (Isna, A. (2019)).
- Konsep dasar pengembangan literasi anak usia TK (4 -- 6 tahun) dalam Aisyah, dkk. Edisi 1, adalah sebagai berikut :
- Mendorong perkembangan mendengar
- Gunakan kalimat yang kompleks saat berbicara pada anak, sehingga akan banyak kosa kata baru yang dikenalkan dalam percakapan sehari-hari. Membacakan buku setiap harinya, karena di usia ini anak mampu mendengarkan cerita yang lebih Panjang. Hal ini akan menguatkan anak tentang bahasa tertulis dan bagaimana cara kerjanya. Pemahaman ini penting untuk belajar membaca.
- Mendorong perkembangan berbicara
- Memberikan anak kesempatan untuk membicarakan masa lalu tentang apa yang terjadi di sekolah dan berbicara tentang masa depan misalnya tentang liburan keluarga akan meningkatkan keterampilan berfikir anak.
- Mendorong perkembangan menulis
- Anak usia TK mulai belajar tentang hubungan antara huruf dan suara, mengeja dengan menggunakan pengetahuannya tentang bunyi huruf, menyediakan macam-macam tulisan dan kertas, menunjukkan pada anak bagaimana kita menulis, dan mengajak anak menuliskan namanya sendiri. Bangun motivasi anak melalui pujian dengan apapun hasil tulisan mereka.
- Mendorong perkembangan membaca
- Anak usia TK memulai kegiatan membaca dengan menggunakan buku-buku bergambar (membaca simbol). Tanamkan rasa percaya diri anak dengan membiarkan mereka menggunakan dunia imajiner untuk menceritakan isi buku bergambar tersebut. Membaca merupakan kegiatan yang rumit yang membutuhkan sejumlah keterampilan seperti, memperhatikan, melihat hati-hati kepada tulisan, mengingat bunyi huruf, dan kemampuan menerka bahasa.
Sependapat dengan wacana tentang perkembangan membaca di atas dalam Hainstock, Elizabeth G. 2002, bunyi huruf-huruf dipelajari secara individual (satu per satu), kemudian digabungkan untuk membentuk kata-kata pendek atau sederhana. Anak mengucapkan kata-kata ini secara fonetis pada awalnya pelan-pelan, penekanan diberikan pada tiap-tiap bunyi. Lambat laun dia akan mampu memadukan bunyi-bunyi huruf secara individual, bersama-sama, dan mengucapkan kata secara keseluruhan. Menurut Thomson (1970) dalam Herlina, E. S. (2019), yang menyatakan bahwa waktu yang paling tepat untuk belajar membaca adalah saat anak-anak duduk di TK.
Adapun alasannya adalah : (1) Pada masa ini rasa ingin tahu anak berkembang sehingga anak banyak melontarkan pertanyaan-pertanyaan; (2) Mereka sudah lebih siap menerima hal-hal yang dilihatnya di sekolah; (3) Keterikatan anak pada hal-hal yang konkrit semakin berkurang, dan sebaliknya kemampuan mereka berkembang menjadi lebih abstrak. Untuk itulah, anak sudah dapat dilibatkan pada simbol-simbol. Rasa ingin tahu anak yang berkembang pada usia TK, dan kematangan anak yang sudah mulai baik sehingga berkembang menjadi lebih abstrak merupakan alasan bahwa anak TK sudah tepat untuk mulai belajar membaca.
Berdasarkan beberapa kajian literatur di atas anak usia 5 -- 6 tahun mengalami fase perkembangan membaca, dari belajar membaca melalui simbol - simbol, memahami huruf-huruf, memadukan bunyi-bunyi huruf, menggabungkan suku kata sampai pada membaca kata. Sesuai dengan urutan perkembangan dan kesiapan anak usia 5 -- 6 tahun dalam membaca, kenyataan di lapangan menunjukkan kondisi yang berbeda. Anak usia 5 -- 6 tahun atau masuk pada kelompok B masih mengalami kesulitan dalam membaca kata sederhana. Terdapat 10 anak dari 21 anak kelompok B di TK Kuntum Harapan mengalami kesulitan dalam membaca kata sederhana. Beberapa anak kesulitan dalam menggabungkan suku kata menjadi kata, beberapa anak lain kesulitan membaca kata yang ada huruf mati, dan beberapa yang lainnya kurang berminat dalam kegiatan membaca.
Kemampuan literasi membaca kata sederhana pada kelompok B dijadikan sebagai bahan peneliti untuk menyusun dan merancang ulang kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan berupa inovasi pembelajaran. Inovasi pembelajaran merupakan bagian dari inovasi pendidikan yang berisi ide atau gagasan baru tentang berbagai faktor yang dapat mendorong terjadinya pembelajaran yang lebih baik dan tepat guna (Fathurahman, N, 2020 : 615-627). Dalam inovasi pembelajaran yang diangkat sebagai solusi atas masalah yang terjadi berfokus pada kegiatan pembelajaran dengan topik "Meningkatkan kemampuan literasi membaca kata sederhana melalui kegiatan my pets day" di kelompok B" yang dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 1. Kebun binatang mini
My pets day merupakan puncak pembelajaran topik binatang yang melibatkan kerjasama antara guru dan anak dengan menyediakan binatang-binatang peliharaan yang disusun hingga menjadi sebuah kebun binatang mini. Kegiatan ini mampu meningkatkan komunikasi aktif, baik dengan guru maupun dengan teman sebaya. Anak diajak berpikir kritis saat mereka mulai melihat macam-macam binatang yang ada dan saling mengutarakan pendapat dengan teman tentang apa yang mereka lihat. Komunikasi aktif yang terjalin dapat meningkatkan perkembangan literasi anak.
Rumausan Masalah