Pada bulan September ini merupakan awal musim penghujan. Jangan lupa membawa payung sebelum hujan begitu kata pepatah. Banyak orang mengeluh tentang  hujan. Para pegawai yang bersungut-sungut bila akan berangkat ataupun pulang kantor karena hujan, demikan pula dengan anak-anak yang bersekolah.
Kalau di Temanggung para petani tembakau akan berteriak dengan adanya hujan yang turun dengan tiba-tiba. Apalagi saat ini sedang musim menjemur tembakau. Tak ketinggalan pedagang pun juga tidak begitu senang akan datangnya hujan. Kata para pedagang kalau hujan jualannya akan sepi karena jumlah pembeli yang berkunjung akan berkurang. Pada males keluar rumahlah.
Apalagi dengan penjual es, dan buah potong keliling akan banyak merasakan dampaknya. Tetapi bagi pedagang kuliner seperti bakso, soto, dan ronde hujan justru merupakan berkah bagi mereka. Karena akan banyak orang mencari makanan atau minuman hangat.
Bagi saya yang mempunyai toko makanan ringan kadang terbersit dalam hati kalau hujan menyebabkan penjualan sepi karena para pembeli enggan keluar rumah. Walaupun sudah saya tepis pendapat yang salah tersebut, tetapi terkadang merasa bahwa itu benar karena kenyataan yang terjadi biasanya demikian.
Padahal kalau kita melihat ke desa-desa di Wonosari, Gunung Kidul yang  kebanyakan penduduknya mempunyai lahan tadah hujan, mereka akan bersyukur sekali jika hujan datang membasahi tegalan mereka.  Apalagi di kampung-kampung yang sulit air dimana banyak masyarakatnya yang membangun bak-bak untuk menampung air hujan, tentunya hujan menjadi suatu keberkahan tersendiri. Dalam hujan akan bermunculan banyak kehidupan. Hujan akan membuat tanaman yang ditanamnya menjadi subur.
Tetapi kondisinya juga akan sama saat disana sedang panen ketela. Mereka merasa terganggu dengan hujan ketika sedang masanya "nggaplek" seperti sekarang ini. Ketela yang dijemur tidak kering dan akan busuk kalau kehujanan. Lagi-lagi menyalahkan hujan.
Tapi ya...memang dasarnya manusia yang kurang bersyukur. Diberi panas ngeluh kepanasan, diberi hujan ngeluh, eee... kok hujan sih. Padahal Allah telah membagi semuanya dengan adil. Baik panas maupun hujan tentu semua ada kemanfaatannya.
Sebenarnya kita tidak boleh menyalahkan hujan. Justru hujan merupakan rezeki dari Allah. Pada saat hujan, Allah menurunkan rahmatnya ke bumi melalui perantara malaikat Mikail. Justru pada saat hujan doa kita akan makbul karena sewaktu turun hujan merupakan salah satu waktu yang mustajab untuk berdoa
Dalam kitab Al Umm karya Imam Syafi'i, hujan adalah salah satu waktu mustajab untuk berdoa. Nabi Muhammad saw. bersabda, "Carilah doa yang dikabulkan, yaitu Ketika bertemunya dua pasukan, waktu iqamah, serta ketika turunnya hujan."
Imam an-Nawawi juga mengatakan, doa saat hujan tidak ditolak atau jarang ditolak karena saat itu tengah turun rahmat, khususnya curahan hujan pertama di awal musim.
***
Saya jadi teringat kisah seorang pemilik  toko dan penjual rujak.
Kemarin hujan mulai pukul 09.00 pagi, seorang penjual rujak numpang berteduh di teras toko saya. Gerobaknya masih terlihat penuh dengan buah-buahan yang tetata rapi. Kulihat pedagang rujak itu membuka Al-Qur'an. Beliau tekun dengan bacaan Al-Qur'annya. Sampai pukul 10.00 hujan belum juga berhenti.
Saya mulai merasa risau karena dari saya buka toko tak satu pun pembeli datang. Saya keluar sebentar memberikan air mineral kepada penjual rujak tersebut. Kemudian saya mengajaknya ngobrol, "Kalau musim hujan gini jualannya repot ya, Pak? Mana masih banyak banget tuh buahnya."
Beliau tersenyum, "Iya, Bu. Mudah-mudahan ada rezekinya," jawabnya.
Aamiin." Jawabku.
Kalau dagangannya tidak habis gimana, Pak? Tanyaku
"Kalau tidak habis ya resiko, Bu. Kayak semangka, melon yang sudah dikupas ya saya kasih ke tetangga. Toh mereka juga senang. Daripada kebuang juga sayang. Kalau bengkoang, manga, jambu yang masih bagus bisa disimpan di kulkas. Mudah-mudahan saya dapat nilai sedekah, Bu."
"Kalau nanti hujan terus sampai sore, trus bagaimana, Pak? Tanyaku lagi.
"Alhamdulillah berarti rezeki saya hari ini saya diizinkan banyak berdoa. Kan kalau hujan merupakan waktu mustajab untuk berdoa, Bu. Saya bergantung sama Allah. Apa saja bentuk rezeki saya syukuri. Alhamdulillah, selama saya jualan rujak belum pernah kelaparan. Selalu saja ada rezeki dari Allah."
Demikianlah kisah tentang penjual rujak yang selalu bersyukur terhadap apapun bentuk rezeki yang Allah berikan.
***
Bagaimana dengan hujan yang berintensitas tinggi dan menyebabkan banjir di kota-kota besar? Ahh...sudahlahlah hal itu bukan salah hujan juga. Kalau dicari penyebabnya tetaplah manusia yang bersalah...
"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (Ar-Rum ayat 41).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI