Ibnu Katsir mengatakan, "Ini merupakan jawaban yang cerdas dan bermartabat yang menunjukkan bahwa Ratu Saba' adalah seorang Ratu yang cerdas dan memiliki prinsip yang kuat.
Ia tidak menyatakan bahwa itu singgasananya karena jauhnya jarak tempuh untuk memindahkannya. Ia juga tidak menjawab, "Tidak, tidak seperti singgasanaku," ketika melihat sedikit perubahan pada singgasana itu. Namun ia menjawab "Seolah-olah inilah singgasanaku," yang berarti mirip dan menyerupai."
Ujian kedua dari Nabi Sulaiman a.s. adalah ujian memasuki istana.
Setelah ujian pertama dilalui oleh Ratu saba', Nabi Sulaiman a.s. mendapati bahwa yang dihadapannya adalah seorang wanita bijaksana dan cerdas. Kemudian Nabi Sulaiman a.s. memberikan ujian yang kedua.
Pengaruh kejutan pertama yang di alami Ratu saba' belum hilang. Kini ia sudah harus menghadapi ujian yang kedua yang lebih sulit dari ujian pertama yaitu  memasuki istana Nabi Sulaiman a.s.
Sesampainya Ratu Saba' di pintu istana, ia melihat sebuah pemandangan yang memukau. Ia merasa tidak sedang berada di istana pada umumnya, namun berada di depan istana dari kaca.
"Maka tatkala ia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. Sulaiman berkata, "Sesungguhnya itu adalah istana licin terbuat dari kaca."
Ratu Saba' terkejut ketika berada di depan istana dari kristal dan kaca yang mengkilap, lantainya berada di atas air seolah-olah ia berada di laut yang dalam dengan ombaknya yang berdesir.
Tatkala Ratu Saba' diminta untuk memasuki istana, dan melihat pemandangan tersebut, ia mengira akan tercebur ke dalam air, oleh karena itu ia menyingsingkan pakaiannya sehingga tersingkap kedua betisnya.
Melihat pemandangan di dalam istana yang demikian memukau, seketika itu keraguan yang ada pada diri Ratu Saba' menjadi runtuh dan hatinya dipenuhi dengan keimanan dan ketundukan. Kemudian ia berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zhalim terhadap diriku."
Ia mengakui dan membuang jauh dosa-dosanya serta merasakan penyesalan karena selama ini terjerumus dalam kekafiran. Kemudia ia berkata, "Dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam."