Lalu apa yang membuat mereka berbeda? Ali mempunyai tujuan jelas mengapa ia harus sukses. Sedangkan Budi gagal karena sekadar mencoba nasib baiknya dalam membangun bisnis. Begitulah motivasi akan sangat mempengaruhi kesuksesan seseorang.
2. Belajarlah dari yang terbaik
Anda bisa belajar dari pengalaman orang lain yang sudah sukses. Cara ini akan mempercepat proses belajar karena Anda akan langsung tahu mana strategi yang tepat dan mana strategi yang tidak jalan. Hal ini juga akan membuat Anda tidak terjebak dalam kesalahan yang sama.
Misalnya saja, apabila Anda ingin memulai bisnis kuliner. Anda tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan memasak. Anda harus belajar cara menarik perhatian pasar, cara mendapatkan bahan baku dengan harga murah, serta strategi dalam menentukan harga yang pas agar pembeli meliriknya.
Daripada Anda menggunakan cara sendiri yang kemungkinan gagalnya lebih besar, Anda bisa belajar langsung dari pemilik restoran yang sudah sukses. Mintalah nasehat kepada beliau dan tawarkan magang tanpa dibayar. Lebih praktis lagi jadikan beliau kawan dan konsultan untuk meminimalisir resiko.
Sebanyak apapun ilmu akan usang juga jika tidak segera Anda terapkan. Praktekkan ilmu baru setiap hari, sesedikit apapun itu. Dari situlah Anda akan temukan strategi terbaik.
3. Fleksibel dengan strategi, bukan tujuan
Banyak orang mengikuti berbagai pelatihan. Tetapi tidak semua berhasil. Mengapa? Apa yang salah? Apa daya serap terhadap ilmu rendah? Atau gurunya yang kurang berilmu?
Ternyata bukan karena itu. Jawabannya adalah setiap straegi itu butuh waktu untuk berhasil dan juga kondisi setiap orang tidaklah sama.
Ibarat berenang, meskipun Anda telah menonton tutorialnya berjam-jam tetap tidak bisa membuat Anda langsung bisa berenang saat pertama kali nyemplung ke kolam. Apalagi kalau berenangnya di sungai atau di laut. Tentunya masing-masing punya tantangan sendiri. Begitu juga dalam bisnis. Medannya berbeda-beda, maka dari itu perlu latihan terus.
Sesekali bolehlah Anda mengubah strateginya, akan tetapi jangan mengubah tujuannya. Begitu banyak orang cepat mengganti tujuannya padahal baru gagal dalam strategi pertama saja. Akhirnya orang tersebut tidak akan pernah sampai ke tujuannya.