Efek yang ditimbulkan dari minyak jelantah tersebut bersifat kronis yang artinya ikan tidak langsung mengalami kematian tetapi lama kelamaan akan mati jika hal tersebut terus terjadi. Namun ketika limbah sangat banyak maka ikan berkemungkinan mengalami kematian lebih cepat.
 Tidak hanya itu, limbah yang kita buang juga berpengaruh terhadap genetik ikan yang tercemar. Ikan yang mengalami kerusakan genetik cenderung kalah dalam menghadapi seleksi alam. Bisa dibayangkan apabila tidak hanya ikan dewasa yang terkena dampak dari limbah tersebut, tetapi juga anakan ikan yang ada di dalam perairan.Â
Bisa-bisa ikan mengalami kepunahan karena anakan ikan tidak dapat survive sampai dewasa dan berkembang biak. Akan sangat disayangkan jika ikan asli perairan kita sampai punah hanya karena kita yang kurang peduli terhadap lingkungan.
 Sebelum ekosistem perairan rusak, alangkah baiknya kita mengetahui cara sederhana dalam mengolah limbah domestik. Kita bisa menggunakan tangki septik dan sistem resapan, sistem pengolahan air limbah terpusat, sistem pengolahan air limbah alami, dan mengumpulkan minyak goreng bekas untuk didaur ulang menjadi biodiesel atau produk lainnya, daripada membuangnya ke saluran air.Â
Dengan adanya kepedulian terhadap lingkungan perairan maka tidak hanya menjaga ekosistem di lingkungan tersebut, tetapi juga menjaga kesehatan kita yang bisa saja mengkonsumsi ikan yang tercemar limbah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H