Mohon tunggu...
Dwi SuryaMaulana
Dwi SuryaMaulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

pecinta hewan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Racun Pada Lingkungan Perairan Perikanan

24 Juni 2024   09:31 Diperbarui: 24 Juni 2024   09:33 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Racun Pada Lingkungan Perairan Perikanan

Oleh Dwi Surya Maulana. N, Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan UNAIR 2023

 Racun atau toxic sangat berpengaruh dalam lingkungan perairan baik dari segi kualitas air maupun kondisi biota yang menghuni perairan tersebut. Ekotoksikologi merupakan cabang toksikologi yang mempelajari tentang efek racun, yang disebabkan oleh polutan alami atau sintetis, terhadap unsur-unsur ekosistem, hewan (termasuk manusia), sayuran, dan tanaman. Toksik dapat berupa limbah baik limbah domestik maupun non-domestik. 

 Limbah cair domestik merupakan limbah cair hasil buangan dari perumahan, bangunan perdagangan, perkantoran dan sarana sejenis. Contoh limbah cair domestik adalah air deterjen sisa cucian, minyak jelantah, air sabun, dan air tinja. Sedangkan limbah cair non domestik berasal dari pabrik, industri, maupun pertanian. Limbah yang mencemari lingkungan perairan dapat mempengaruhi tingkat pH, suhu, DO, dan salinitas.

Pada saat ini limbah domestik cukup banyak yg dibuang langsung ke sungai. Salah satu limbah domestik yang paling sering dibuang ke sungai adalah minyak jelantah dan deterjen cair. Kedua limbah tersebut berpengaruh terhadap ekosistem di sungai apabila tidak diolah terlebih dahulu. 

 Limbah non-domestik atau industri sering mengandung berbagai bahan kimia berbahaya seperti logam berat (misalnya merkuri, kadmium, timbal), pestisida, dan bahan kimia organik (seperti polutan organik persisten atau POPs). 

Paparan terhadap bahan kimia ini dapat menyebabkan toksisitas akut dan kronis, mutasi genetik, menurunkan kualitas air, dan lain-lain. Sudah bukan hal yang mengejutkan jika banyak dari limbah pabrik yang dibuang tanpa diolah terlebih dahulu baik di sungai maupun laut, hal ini dikarenakan banyak pabrik yang beroperasi tanpa memiliki tempat pengolahan limbah.

 Sedangkan limbah domestik mengandung bahan organik. Penguraian bahan organik ini oleh mikroorganisme dapat menghasilkan asam organik, yang dapat menurunkan pH air, membuatnya lebih asam. Sedangkan limbah non-domestik seperti pupuk dapat menyebabkan penurunan pH, dan pestisida dapat mengubah pH secara drastis dan dapat menyebabkan kematian mendadak pada ikan.

   Tidak hanya pH bagi ikan suhu sangat berpengaruh terhadap nafsu makan, perilaku, kesehatan, proses pertumbuhan, dan perkembangbiakan. 

Suhu yang berubah secara drastis dapat menyebabkan ikan stres bahkan mengalami kematian. Tidak hanya itu perubahan suhu air dapat mempengaruhi organisme planktonik dan tumbuhan air, yang merupakan sumber makanan bagi banyak ikan. Gangguan pada dasar rantai makanan ini dapat berdampak luas pada populasi ikan dan keseimbangan ekosistem perairan.

 Ketika permukaan air tercemar oleh limbah minyak jelantah maka oksigen terlarut (DO) akan terhalang oleh minyak tersebut. Seperti yang kita ketahui bahwa minyak dan air tidak bisa bersatu. Ikan yang tidak mendapatkan oksigen yang cukup dapat mengganggu fisiologi ikan tersebut.

Efek yang ditimbulkan dari minyak jelantah tersebut bersifat kronis yang artinya ikan tidak langsung mengalami kematian tetapi lama kelamaan akan mati jika hal tersebut terus terjadi. Namun ketika limbah sangat banyak maka ikan berkemungkinan mengalami kematian lebih cepat.

 Tidak hanya itu, limbah yang kita buang juga berpengaruh terhadap genetik ikan yang tercemar. Ikan yang mengalami kerusakan genetik cenderung kalah dalam menghadapi seleksi alam. Bisa dibayangkan apabila tidak hanya ikan dewasa yang terkena dampak dari limbah tersebut, tetapi juga anakan ikan yang ada di dalam perairan. 

Bisa-bisa ikan mengalami kepunahan karena anakan ikan tidak dapat survive sampai dewasa dan berkembang biak. Akan sangat disayangkan jika ikan asli perairan kita sampai punah hanya karena kita yang kurang peduli terhadap lingkungan.

 Sebelum ekosistem perairan rusak, alangkah baiknya kita mengetahui cara sederhana dalam mengolah limbah domestik. Kita bisa menggunakan tangki septik dan sistem resapan, sistem pengolahan air limbah terpusat, sistem pengolahan air limbah alami, dan mengumpulkan minyak goreng bekas untuk didaur ulang menjadi biodiesel atau produk lainnya, daripada membuangnya ke saluran air. 

Dengan adanya kepedulian terhadap lingkungan perairan maka tidak hanya menjaga ekosistem di lingkungan tersebut, tetapi juga menjaga kesehatan kita yang bisa saja mengkonsumsi ikan yang tercemar limbah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun