Pemikiran manusia pasti akan tertuju pada sulitnya mencari atau mengais rezeki, tetapi pemikiran tersebut berhubungan ilmu keimanan yaitu "rezeki makhluk hidup sudah diatur oleh sang pencipta yang tidak lepas dari usaha makhluk hidup itu sendiri", seperti kejadian singkat; ada seorang pekerja dan seorang pengangguran melakukan percakapan di teras rumah;
Pekerja : "Lagi ngapain," Mr.?"
Pengangguran : "Ini sedang merenungi nasib saya".
Pekerja : "Nasib jangan direnungi, Mr.!"
Pengangguran : "Terus, apa yang harus saya lakukan!", "kalau tidak merenungi?", "apalagi lagi masa pandemi begini," ga boleh keluar rumah".
Pekerja : "Berusaha...!", "Kita harus berusaha terlebih dahulu, "kalau sudah usaha, baru semuanya kita serahkan kepada sang pencipta dengan berdoa," justru saat-saat pandemi begini, kita bisa lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta," bukan kita menyerah, "kalau kita mau keluar rumah yang penting tanamkan keyakinan (keimanan) terlebih dahulu dalam qolbu, untuk mencari rezeki agar bisa sedekah."insyallah...!", sang pencipta akan menjauhkan kita dari wabah penyakit karena tujuan kita dunia-akherat."
Pengangguran : "Aamiiin,..."ooh...", begitu," ya!"
Pekerja : "Semoga sukses!".
Dari percakapan diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa semua rezeki itu harus didahului dengan keimanan (kenyakinan) pada diri sendiri untuk memunculkan usaha yang dibarengi dengan munculnya kerja keras (etos kerja) dalam mencari rezeki dan tidak lepas dari mendekatkan diri kepada sang pencipta dengan terus berdzikir menganggungkan asma-Nya.Â
Senjata kenyakinan manusia merupakan senjata menuju kesuksesan didunia maupun diakherat, karena kenyakinan bagian dari keimanan manusia kepada sang pencipta bila manusia ingin sukses menuju akherat.
Saat masa pademi ini, marilah kita sebagai manusia melakukan perenungan atau bermuhasabah diri sendiri untuk meningkatkan keimanan qolbu dalam kehidupan sehari-hari tanpa lupa berdzikir dimana kita berada, dan dalam keadaan apapun sebagai wujud rasa syukur, karena sang pencipta Maha Melihat dan Mendengar apa yang telah kita lakukan didunia yang kita tempati ini, sebagai pesawat qolbu kita menuju syurga-Nya sang pencipta.