Sayuran hidroponik belum banyak dikonsumsi di Indonesia. Dijual hanya di swalayan tertentu dan karena harganya yang tinggi sehingga masih dikonsumsi konsumen tertentu yang jumlahnya tidak banyak dibanding konsumen sayuran yang dibudidayakan secara konvensional. Usaha sayuran hidroponik dalam skala besar di Indonesia masih tergolong baru. Konsumennya adalah masyarakat perkotaan dengan tingkat pendidikan sudah baik. Konsumsi sayuran hidroponik berhubungan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen. Pengetahuan akan bahaya pestisida dan teknologi budidaya modern mendukung permintaan sayuran hidroponik. Budaya belanja akan tetap dinamis dengan semakin majunya
perkembangan zaman. Orang semakin menghargai kualitas yang diwujudkan dengan kesediaan membayar harga yang lebih tinggi untuk kualitas yang lebih baik. Gaya belanja yang konsumtif dan keinginan untuk mengkonsumsi sesuatu yang berbeda merupakan potensi bagi pemasaran sayuran hidroponik. Penampilan sayuran hidroponik yang beda dan dengan kualitas yang lebih baik merupakan daya tarik di segmen ini.
3. Faktor Teknologi
Perubahan teknologi dapat menjadi pendorong kemajuan. Mewaspadai perubahan teknologi penting untuk menghindari keuangan dan mendorong inovasi. Masuknya teknologi sistem produksi yang relatif lebih baru dengan adanya aeroponik merupakan ancaman bersama. Sistem aeroponik berpotensi memposisikan diri sebagai sistem budidaya tercanggih saat ini di Indonesia dengan didukung kualitas produk yang dihasilkan. Antisipasi terhadap penyempurnaan teknik produksi dan pemasaran sangat penting. Sistem budidaya hidroponik dan green house yang dimiliki saat ini belumlah sistem yang terbaik. Masih besar kemungkinan datangnya produsen dengan teknologi produksi dan pemasaran yang lebih baik.
4. Ekologi
Budidaya hidroponik didukung dengan penggunaan green house berdampak pada kurangnya luasan penyerapan air oleh permukaan tanah. Air hujan tidak dapat diserap dengan baik di kebun sehingga terkumpul atau dialirkan ke selokan atau sungai. Sayuran hidroponik menggunakan plastik yang tidak ramah dengan linngkungan.Â
Penggunaan plastik selain memberikan manfaat juga mengurangi kesan yang bersahabat dengan lingkungan. Hal positif dari penggunaan green house adalah tidak digunakannya pestisida. Hal ini juga menjadikan sayuran hidroponik memiliki daya jual yang lebih tinggi kepada konsumen yang peduli terhadap gangguan kesehatan akibat efek negatif penggunaan pestisida.Â
Ancaman yang mungkin timbul akibat faktor alam pada budidaya hidroponik adalah kegagalan panen akibat curah hujan yang tinggi dan terus menerus yang berakibat terjadinya kelembaban yang tinggi sampai taraf tertentu yang tidak dapat ditoleransi oleh pertumbuhan sayuran. Dibanding sayuran yang dibudidayakan secara konvensional, sistem budidaya hidroponik dengan
penggunaan green house lebih mampu meminimalkan faktor negatif gejala alam
Ekonomi Mikro
- Pesaing
Pesaing utama pengusaha bukan sesama produsen sayuran hidroponik tetapi dari hidroponik tetapi dari aeroponik produksi produsen X. Pada tahun 1999 perusahaan X sebagai pesaing yang paling potensial memasuki pasar dengan produk yang sama tetapi dengan sistem budidaya yang berbeda yaitu aeroponik. Dalam perkembangan berikutnya, sayuran ini mampu merebut sebagian pangsa pasar.