Mohon tunggu...
Dwi Elyono
Dwi Elyono Mohon Tunggu... Dosen - Pencari

Penerjemah bhs Inggris bhs Indonesia/bhs Jawa; peneliti independen dlm kajian penerjemahan, kajian Jawa, dan semantik budaya

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Indonesia Darurat Bakar Sampah

19 Februari 2019   22:04 Diperbarui: 15 Maret 2019   06:14 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

(3) tidak sedikitpun TPA mencemari pemandangan.

Poin 1 dan 2 membutuhkan teknologi canggih. Pemerintah WAJIB mengupayakan dana untuk teknologi ini dan wajib mengadakannya di TPA-TPA di seluruh Indonesia.

Untuk melengkapi teknologi pencegah polusi, TPA perlu dikelilingi hutan pelindung yang lebarnya minimal 100 meter. Pohon-pohon di dalamnya bisa menyaring debu dan gas beracun yang terlepas dari filter TPA. Selain itu, terkait poin 3, hutan pelindung bisa menyembunyikan tumpukan sampah yang jelas tidak sedap dipandang mata.

Sekali lagi, Indonesia sudah terlalu lama dalam keadaan darurat bakar sampah. Kita sudah terlalu lama menderita, terkena berbagai macam penyakit termasuk kanker, akibat bakar sampah.  Oleh karena itu, sekarang juga pemerintah mau tidak mau harus memulai program pemberantasan bakar sampah, yang salah satu alternatifnya telah disampaikan di atas.

Atau, jika kementerian lingkungan dan kementerian kesehatan sulit memberantas bakar sampah, mengingat daruratnya bakar sampah, yang merupakan bencana nasional buatan kita sendiri, bagaimana jika penanggulangannya diamanatkan pada BNPB, Badan Nasional Penanggulangan Bencana? Kepala BNPB, Letnan Jenderal Doni Monardo, adalah pemimpin yang sangat peduli lingkungan dan sukses memimpin program penanggulangan sampah dan limbah di Sungai Citarum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun