Mohon tunggu...
Dwi Hermawan
Dwi Hermawan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kampus Pintar, Langkah Sukses Big Data Mentransformasikan Pendidikan Tinggi di Indonesia

26 Januari 2019   19:19 Diperbarui: 26 Januari 2019   19:38 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Wikipedia Indonesia menyebutkan, sejak 1984 diresmikannya Universitas Terbuka yang menerapkan sistem belajar terbuka dan jarak jauh terbukti efektif untuk meningkatkan daya jangkau dan pemerataan kesempatan pendidikan tinggi yang berkualitas. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian cepat menuntut kita untuk terus meningkatkan potensi sumber daya manusia (SDM) yang menunjang produktivitas.

Tanpa memandang kondisi mahasiswa, sistem belajar terbuka dan jarak jauh yang diterapkan UT membantu pencapain tujuan belajar karena:

waktu pendaftaran (registrasi) leluasa sepanjang tahun;

ruang, waktu, dan tempat belajar yang fleksibel sesuai dengan kondisi mahasiswa;

penggunaan materi belajar multimedia, termasuk bahan belajar cetak baik yang dilengkapi dengan kaset audio dan video/CD, CD-ROM, siaran radio dan TV, maupun bahan belajar berbasis komputer dan internet.

Dengan jumlah mahasiswa aktif lebih dari 350.000, UT tergolong dalam "The Top Ten Mega University of the World" dan salah satu anggota sekaligus pendiri "The Global Mega-University Network (GMUNET). GMUNET didirikan pada tahun 2003 merupakan jaringan universitas terbuka seluruh dunia dengan jumlah mahasiswa yang terdaftar lebih dari 100.000 orang

Dalam era globalisasi, sistem belajar terbuka dan jarak jauh merupakan sistem belajar yang efektif, fleksibel, dan menguntungkan. Belajar dapat dilakukan di mana dan kapan saja. Bahan ajar cetak (modul) merupakan bahan ajar utama yang didesain untuk dapat digunakan secara mandiri tanpa bantuan tutor. Modul-modul yang ada dilengkapi dengan bahan ajar non-cetak seperti kaset audio video, serta bahan ajar berbasis komputer dan internet (CAI dan Web-Supplement).

Selain Universitas Terbuka yang memanfaatkan Big Data melalui melalui program Sistem Belajar Terbuka dan Jarak Jauh (SBTJJ), terdapat Universitas lain di Indonesia yang menggunakan Big Data data pengelolaan administrasi akademik seperti Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIKADU) milik Universitas Negeri Semarang, Universitas Wahid Hasyim dan STAIN Pekalongan; Portal Akademik Mahasiswa dan Dosen (PALAWA) kebanggaan Universitas Gadjah Mada; dan Sistem Prestasi Mahasiswa (SIPRESMA) milik Universitas Indonesia.

Penggunaan layanan akademik yang berbasis Big Data memberikan dampak positif dan negatif dalam dunia kampus. Dampak negatif yang timbul seperti membentuk rasa malas dalam diri pengguna(mahasiswa), karena merasa semua data sudah dimiliki tanpa diolah lebih lanjut oleh manusia. Sementara itu, sisi positif menunjukkan semakin meningkatnya produktivitas pengguna (mahasiswa) karena adanya efektifitas dan efisiensi penggunaan dan penolahan data.

Masa Depan Perguruan Tinggi

Teknologi informasi telah digunakan untuk melakukan berbagai aktifitas utama di perguruan tinggi. Data-data tentang pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat, dan kegiatan penunjang lainnya juga sudah dilakukan pelaporan dengan menggunakan teknologi informasi. Semua aktifitas tersebut dari waktu ke waktu menyebabkan dijitalisasi data yang selanjutnya menyebabkan ledakan data di Perguruan Tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun