Pada Demonstrasi kontekstual ini CGP diminta untuk melakukan praktik coaching.
berikut skenario coaching yang saya laksanakan bersama rekan sejawat di SD Negeri 4 Sumberkepuh, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur :
Coach      : Dwi elisa, S.Pd
Cochee     : Aimatus Sholikhah, S.Pd
Problem :
Ibu ima sering berangkat terlambat kesekolah karena harus mengurus anaknya yang mulai masuk ke Taman Kanak-kanak dan mengantar nya terlebih dahulu.
Dan setiap kali terlambat ibu ima selalu mengirimkan pesan dan minta izin kepada kepala sekolah. Namun karena keseringan kepala sekolah menegur bu ima terkait pelanggaran disiplin kinerja. Bu ima merasa sedih karena teguran tersebut dan kemudian meminta saya untuk membantu mencari solusi atas permaslahannya.
PembukaÂ
Bu ima      : Selamat siang bu lisa, ibu sedang apa?
Bu Lisa     : siang bu ima, ini saya sedang menata taman ini lo, keliatannya kok
berantakan banyak rumput.
Bu ima      : bu lisa, kalua saya mengganggu waktu ibu sebentar boleh? Ada sedikit
yang ingin saya bicarakan ke ibu?
Bu lisa      : oh tentu saja boleh bu ima, kebetulan saya sedang santai karena pekerjaan saya juga sudah selesai. Kita ngobrol di sana saja nggih?
Bu ima      : oh iya terima kasih bu, mari.
Â
 Tujuan Utama
Bu Lisa     : mari duduk sini bu ima, kita ngbrol santai saja.
Bu ima      : terimaksih dan maaf nggih mengganggu waktu bu lisa.
Bu lisa      : oh tidak mengganggu bu ima, ngomong-ngomong apa yang ingin ibu bicarakan dengan saya bu, kelihatannya sangat serius sekali?
Bu ima      : iya bu, akhir-akhir ini saya sedang dilanda keresahan dan saya ingin mendapat solusi atas keresahan yang saya alami saat ini.
Bu lisa      : baiklah bu ima, semoga dengan pertemuan kali ini panjenengan mendapatkan solusi atas keresahan jenengan dan semoga saya bisa membantu.
 Identifikasi
Bu lisa      : nah bu ima, coba bu ima ceritakan apa yang membuat bu ima resah saat ini?
Bu ima      : begini bu lisa, kemarin saya di tegur oleh kepala sekolah terkait ketidakdisiplinan kinerja saya selama ini.
Bu lisa      : ketidak disiplinan yang bagaimana bu ima hingga bu ima mendapatkan teguran, coba bu ima jelaskan detail peristiwanya
Bu ima      : kemarin itu saya di panggil kepala sekolah ke ruangan beliau. Kepala sekolah menegur saya atas keterlambatan saya akhir-akhir ini. Padahal setiap kali datang terlambat saya selalu meminta izin lewat WhatsApp.
Bu lisa      : lalu menurut bu ima alasan apa yang membuat  bu ima dating terlamabat?
Bu ima      : saya datang terlambat bukan tanpa alasan bu lisa, anak saya sudah masuk TK jadi setiap pagi saya harus menyiapkan keperluan anak saya dan mengantarnya kesekolah terlebih dahulu.
Bu lisa      : oh begitu masalahnya, menurut bu ima apakah panjenengan melanggar kedisiplinan seperti yang kepala sekolah keluhkan atau tidak bu?
Bu ima      : saya menyadari bahwa saya memang melanggar kedisiplinan bu karena setiap hari saya datang terlambat meski saya sudah izin
Bu lisa      : nah betul sekali bu ima. Kalau datang terlambat sekali dua kali mungkin kepala sekolah akan memaklumi tapi kalua sudah setiap hari pasti beliau tegas karena beliau harus memperhatikan setiap warga sekolahnya. Apabila ada yang salah memang harus dtegur, apalagi kita sebagai guru yang seharusnya menjadi teladan untuk murid-murid. Lalu apa yang menjadi keresahan bu ima?
Bu ima      : bu lisa betul saya memang merasa saya kurang disiplin bu, yang menjadi keresahan saya adalah saya tidak enak dengan kepala sekolah karena Ketika ditegur saya sedikit kurang menerima karena saya punya alasan kenapa saya seprti itu.
Bu lisa      : emmm begitu, berarti karena bu ima kurang disiplin dengan  sering datang terlambat  jadi bu ima ditegur oleh kepala sekolah dan bu ima resah karena teguran kepala sekolah kurang jenengan terima sebab ada alasan dibalik keterlambatan tersebut. Jadi menurut bu ima bagaimana dengan sikap bu ima tersebut?
Bu ima      : seharusnya saya menerima dan sadar bahwa yang saya lakukan memang salah bu. Tapi kemarin sedikit terbawa emosi karena saya bingung apa yang selanjutnya saya lakukan.
Rencana Aksi
Â
Bu Lisa     :  apa yang bu ima akan lakukan setelah ini, untuk menghilangkan keresahan bu ima?
Bu ima      : rencana saya ingin menemui kepala sekolah bu, untuk minta maaf agar tidak ada kecanggungan anatar saya dan Kepala sekolah.
Bu lisa      : lalu bagaimana ibu memperbaiki masalah kedisiplinan bu ima?
Bu ima      : nah itu bu lis yang saya bingung, bagaimana ya agar saya bisa disiplin tapi juga anak saya tidak terabaikan?
Bu lisa      : menurut bu ima kekuatan apa yang bu ima miliki untuk mengatasi keduanya?
Bu ima      : saya terbiasa bangun pagi bu, dan sebenarnya saya juga ada kakak yang bisa saya titipkan karena kebetulan anak dari kakak saya juga masuk TK yang sama.
Bu lisa      : sangat bangus bu, solusi yang akan dilakukan bu ima sudah sangat luarbiasa untuk mengatasi masalah yang bu ima hadapi, namun saran saya bu ima juga jangan lupa memberikan apresiasi untuk kakak bu ima entah itu berupa barang atau materi semampu bu ima yang penting dari hati dan tidak menyinggung kakak bu ima.
Bu ima      : oh iya bu lis, betul apa yang  bu lisa katakan. Saya juga memikirkan tentang hal itu. syukurlah , sekarang saya merasa lega, karena jujur saya takut mengambil langkah dalam menyelesaikan ini, apalagi sudah berurusan dengan atasan kita ,agak khawatir takutnya salah langkah
Tanggung jawab
Bu Lisa     : syukurlah bu ima sudah merasa lega. lalu dari yang sudah bu ima rencanakan tadi, komitmen apa yang akan bu ima lakukan untuk menjalankan rencana itu?
Bu ima      : mengenai hubungan dengan kepala sekolah saya akan mengutarakan permohonan maaf saya besok. Dan masalah kedisplinan kedepannya saya akan lebih awal datang kesekolah. Namun sebelum itu saya akan bicara dengan kakak saya masalah anak saya yang akan saya titipkan kakak saya saat kesekolah.
Bu lisa       : itu ide yang bagus sekali bu ima. semoga dapat segera terselesaikan dan bu ima dapat bekerja dengan suasana hati yang tenang tanpa dihantui rasa resah.
Bu ima       : Aamiin, Terimaksih bu lisa untuk waktunya mendengar keluh kesah saya. sekarang saya merasa sedikit lega. semoga kita nanti menjadi guru-guru yang bisa memberikan teladan yang baik untuk siswa kita.
Bu Lisa     : Aamiin Ya Robbal Alaamiin, sama-sama Bu ima
Bu ima      : Baiklah Bu lisa saya permisi Kembali ke ruang guru dulu nggih.
Bu lisa      : iya Bu ima silahkan
Bu ima      : terimaksih, salam sehat dan Bahagia selalu bu lisa.
Untuk praktik coaching pada demonstrasi kontekstual ini saya uploade di kanal youtube saya pada link yang saya semat di bawah ini.
namun sebelum itu, saya berharap semua yang menonton berkenan memberikan dukungan berupa subcribe, like dan komen untuk kanal youtube saya.
berikut video demonstrasi kontekstual :
demonstrasi kontekstual modul 2.3
Demikian dan Terimakasih
semoga bermanfaatÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H