5. Original Soundtrack yang fenomenal
Salah satu daya tarik Drama Korea adalah Original Soundtracknya yang keren-keren. Udah suaranya bagus-bagus, makna liriknya juga sangat dalam. Here I Am, Sunset, I Give You My Heart, One Day asyik banget didengarkan berulang kali. Saya sering nyari di Youtube khusus buat diputar lagi, diputar lagi hehehe. Pas ndengerin sambil membayangkan: oh lagu ini pas adegan yang ini nih. Bahkan upload konten di instagram atai Tiktok pun masih sering pilih backsound OST CLOY. Â Kadang kalau senggang saya ikutan nyanyi sebab beberapa akun mencantumkan lirik lagunya. Lumayan belajar ngomong bahasa Korea meski baru seuplik. Gwenchana.
6. Minim adegan tak senonoh
Meski senang nonton drakor tapi ada satu hal yang saya benci, yaitu adegan tak senonoh. Kalau nggak selektif, bakal menemui banyak banget drakor yang berisi adegan 'tidur bareng' padahal belum nikah, minum-minuman keras yang sudah menjadi budaya, kissing yang berlebihan. CLOY ini lumayan minim adegan yang saya benci. Kalau dihitung adegan kissing hanya ada 5 kali dalam total 16 episode Adegan minum minuman keras ada sih tetapi tidak terlalu sering. Dan yang terpenting ga ada adegan vulgar XXX karena Kapten Ri dan Yoon Se Ri nggak pernah "tidur bersama" Eh ya ada sih adegan tidur bersama, tapi beda kamar dan jadi bahan tertawaan saat ngobrol bareng anak buahnya.
7. Sinematografi yang cantik
CLOY itu bukan sekadar drama, tetapi mahakarya. Saksikan teknik pengambilan gambar yang keren. Simbolis. Seperti daun berguguran ketika Kapten Ri berada di hutan, menerima telepon Yoon Se Ri yang berpamitan lalu terdengar suara tembakan. Jangan lupa ketika seorang anak gelandangan berada di pasar dan mendapatkan sejumlah barang dari Yoon Se Ri lalu berlari menemui adiknya yang sedang sakit dan menyuapinya makanan serta memberikan selimut hangat, perih di hati masih terasa sampai sekarang. Pengambilan gambar yang menampilkan sekawanan burung terbang membentuk huruf V ketika adegan perpisahan di perbatasan dengan tukar menukar tawanan juga terasa mewakili perasaan hampa ketika harus meninggalkan sarang.
Gara-gara keseringan menonton ulang, akibatnya saya menemukan beberapa adegan yang menyisakan tanda tanya. Seperti saat Yoon Se Ri berjanji tidak akan melepas cincin pemberian Kapten Ri, tetapi saat bersua beberapa tahun kemudian ternyata jarinya sudah tidak mengenakan cincin (ketahuan saat pengambilan gambar close up ketika keduanya berpelukan) Atau ketika posisi Kapten Ri saat memeluk Yoon Se Ri usai siuman dari pingsan selama tiga hari pasca operasi. Di awal adegan Kapten Ri memeluk dari sebelah kiri, kemudian berpindah posisi ke sebelah kanan. Tetapi saat anak buah Kapten Ri menyusul ke kamar posisi Kapten Ri sudah balik memeluk dari sisi sebelah kiri lagi. Puyeng nggak bang hehehe.Â
CLOY memang secantik, seunik, sekomplit dan seepik itu. Nggak mengherankan meski telah empat tahun berlalu dari masa tayangnya, meski konon rekor ratingnya dipecahkan Queen Of Tears, namun gema dramanya tak pernah usai. Lokasi syutingnya di Swiss semakin ramai dikunjungi wisatawan. Beberapa selebgram, tokoh ternama di Indonesia juga sempat meniru beberapa adegan di lokasi syutingnya sebab memang CLOY layak dikenang sepanjang masa. CLOY membuat saya merenungkan kembali pepatah Jawa, witing tresna jalaran saka kulina. Sampai terbawa dalam asa bersatunya Korea Selatan dan Utara, siapa tahu kisah Kapten Ri dan Yoon Se Ri yang harus mati-matian berjuang menyatukan cinta benar-benar nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H