Mohon tunggu...
Dwi Aprilytanti Handayani
Dwi Aprilytanti Handayani Mohon Tunggu... Administrasi - Kompasianer Jawa Timur

Alumni Danone Digital Academy 2021. Ibu rumah tangga anak 2, penulis konten freelance, blogger, merintis usaha kecil-kecilan, hobi menulis dan membaca Bisa dihubungi untuk kerjasama di bidang kepenulisan di dwi.aprily@yahoo.co.id atau dwi.aprily@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Waspada Tawaran Kerja Palsu di Dunia Maya

9 Desember 2023   10:48 Diperbarui: 9 Desember 2023   12:04 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waspada Penipuan di Dunia (Kerja) Maya, Dokpri

Kedua, rangkaian tugas yang diberikan biasanya dibagi dalam episode/jilid. Jilid pertama atau langkah awal sekedar memancing kepercayaan bahwa pekerjaan ini benar dibayar (seperti pengalaman saya tadi) Jilid kedua biasanya terdiri dari beberapa tugas, tugas pertama hingga kesekian masih serupa dengan tugas pada jilid  pertama tetapi di tugas terakhir troopers diwajibkan melakukan deposit/booking fiktif sehingga memunculkan kesan"sayang nih kalau nggak diselesaikan, sebab komisi dari nomor 1 hingga ke sekian tidak dapat dicairkan jika tidak menuntaskan pekerjaan"

3. Proses yang berbelit

Tidak cukup dimasukkan dalam grup tele untuk pemberian tugas, proses penugasannya juga berbelit. Si calon korban akan diarahkan ke nomor admin yang berbeda untuk penugasan yang berbeda.

4. Grup yang aneh

Mengapa saya sebut grup yang aneh? Sebab di grup itu hanya ada beberapa orang yang bisa mengirimkan testimoni, saya sendiri hanya bisa melihat dan tidak dapat mengirimkan pesan apapun dalam grup. 

5. Bujukan, rayuan, paksaan hingga teror jika berhenti

Seperti pengalaman saya di atas, ketika mengatakan : saya berhenti sampai di sini dan tidak melakukan deposit uang, maka si penipu akan melakukan segala cara agar calon korban mau melaksanakan perintahnya. Logikanya yang butuh pekerjaan, penghasilan itu kita kan ? mengapa mereka memaksa agar pekerjaan ini harus tuntas hingga titik terakhir, terserah dong mau lanjut atau enggak.

Oh ya perlu diketahui pula bahwa setelah "pekerjaan palsu" dari Traveloka, saya juga mendapatkan tawaran pekerjaan serupa akun yang mengaku untuk boosting produk UMKM dan bertujuan meningkatkan trend penjualan melalui marketplace Sociola. Setelah tugas awal sebagai pancingan yang dibayar, admin mengarahkan ke admin lain untuk mengerjakan 12 tugas like postingan dan ditutup dengan kewajiban untuk melakukan pembelian fiktif. Nah di sinilah biasanya calon korban akan merasa sayang jika tidak menuntaskan pekerjaan. Bayangin nih, tugas 1-11 diberikan secara terpisah, berturut-turut. Kemudian di tugas ke-12 diminta deposit atau melakukan pembelian fiktif dengan nominal ditentukan, jika tidak diselesaikan maka komisi pekerjaan 1-11 hangus sebab dianggap tidak tuntas. 

Cara yang terakhir tetapi yang paling penting agar terhindar dari penipuan adalah berdoa dan bersedekah. Tetaplah istiqomah berdoa, memohon dikaruniai rezeki yang berkah, terhindar dari musibah serta tak lupa rutinkan sedekah sebagaimana hadits Rasulullah

"Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah." (HR. Imam Baihaqi)

Tetapi kalau sudah rutin berdoa dan bersedekah namun masih kena musibah penipuan juga, mungkin itu bagian dari takdir yang tak bisa dielakkan. Bagian dari ujian yang menguji keikhlasan, kembali kepada keyakinan kita bahwa semua harta hanya titipan. Yaaa sebab saya pernah tertipu teman sendiri yang saya curhatkan di ssalah satu artikel di Kompasiana saya ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun