Nah lebih senangnya lagi tulisan itu mendapat atensi dari tetangga dan rekan-rekan di WAG pengajian. Mereka berterimakasih karena bisa membayangkan betapa panjang dan mahal proses penguraian sampah plastik agar menjadi bijih plastik dan digunakan untuk bahan pembuat botol plastik. Karena tulisan itu kesadaran ibu-ibu tetangga untuk mengurangi sampah plastik dan memilah botol plastik sebelum disetor ke bank sampah semakin bertambah. "Bu-ibu, kalau belum bisa lepas sama sekali dari menyampah plastik, setidaknya botol dan kemasan AMDK dipisahkan agar lebih mudah diolah nantinya," Begitu pesan saya di WAG . "Terimakasih Bu, informasinya sangat bermanfaat" "Wah Bu Dwi tulisannya bagus=bagus, bermanfaat buat menambah pengetahuan" "Inspiratif" Seru ibu-ibu di WAG. Masyaallah nggak menyangka dari tulisan sederhana menjadi penyebab saya dinobatkan sebagai penulis inspiratif hehe. Terimakasih ya teman-teman sekalian, Â dianggap sebagai penulis inspiratif tingkat RT dan majelis pengajian saja sudah membuat saya bahagia, apalagi kalau menang piala Oscar (((hush bangun bangun, jangan mimpi))
Saya mungkin belum mampu berbuat banyak untuk mencegah polusi di muka bumi, tetapi dengan menulis ternyata saya bisa berbagi informasi dan inspirasi. Kenangan bersama Kompasiana yang sangat berharga pun saya rangkum dalam IG Reels agar bisa menjadi pemacu semangat bagi saya pribadi jika rasa malas menulis sedang menyapa.
Yuk mari teman-teman Kompasianer, tetaplah menulis bukan hanya agar dikenang dalam sejarah, tetapi mari menulis hal-hal inspiratif dan informatif dan berharap kelak menjadi amal jariyah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H