Mohon tunggu...
Dwi Aprilytanti Handayani
Dwi Aprilytanti Handayani Mohon Tunggu... Administrasi - Kompasianer Jawa Timur

Alumni Danone Digital Academy 2021. Ibu rumah tangga anak 2, penulis konten freelance, blogger, merintis usaha kecil-kecilan, hobi menulis dan membaca Bisa dihubungi untuk kerjasama di bidang kepenulisan di dwi.aprily@yahoo.co.id atau dwi.aprily@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Lima Tips Mengajarkan Anak Beribadah di Bulan Ramadan

2 Mei 2021   10:45 Diperbarui: 2 Mei 2021   10:45 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ceria menjelang berbuka puasa, Dokpri

Ramadan telah memasuki sepuluh hari terakhir. Semoga kita mampu menuntaskannya hingga akhir. Puasa wajib hukumnya bagi umat muslim yang telah memasuki usia baligh, berakal dan tidak dalam udzur. Tetapi sebagai orang tua kita juga dianjurkan untuk mengajarkan puasa kepada anak-anak. 

Anak-anak tidak wajib berpuasa selama mereka belum akil baligh. Tetapi mengajarkan puasa kepada mereka mampu menanamkan nilai-nilai moral dan landasan beribadah. Satu contoh nyata, kita harus bersiap dengan jawaban kita jika putra putri tercinta bertanya "untuk apa berlapar-lapar puasa?"

Pada dasarnya mengajarkan ibadah pada anak adalah kewajiban orang tua. Sebab kelak di akhirat, yang dimintai pertanggungjawaban atas perilaku sang anak adalah orang tuanya.

"Tiada seorangpun yang dilahirkan kecuali dilahirkan pada fithrah (Islam)nya. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi." [HR. al-Bukhri dan Muslim]

Bagaimana cara mendidik anak dan menanamkan nilai ibadah secara tepat terutama di bulan Ramadan? Berikut adalah tips yang perlu diperhatikan  agar anak mampu menyerap pendidikan dan melaksanakannya tanpa merasa tertekan:

  • Memberikan teladan

Berbagai perintah jika tanpa teladan hanya akan masuk telinga kiri keluar telinga kanan. "Ayo Nak puasa" tapi orang tuanya enggan melakukan. "Ayo cepat berangkat sholat jamaah di masjid" tapi ayah ibunya masih sibuk memantau gawai dan televisi. Hal semacam ini hanya akan membuat anak melakukan perintah karena takut dikenai sanksi, bukan karena kecintaan kepada Illahi

  • Lakukan secara bertahap

Mendidik dengan cara memaksakan kehendak mungkin bisa melukai hati sang anak. Namun jika tidak dibiasakan sejak dini, anak-anak akan sulit melakukan ritual ibadah ketika telah sampai pada usia yang diwajibkan. Maka jalan tengahnya adalah, bimbing sang anak melakukan ritual ibadah secara bertahap. 

Misalnya, sang anak belum mampu berpuasa Ramadan sehari penuh, biarkanlah ia berpuasa setengah hari, kemudian dilanjutkan lagi berpuasa hingga maghrib tiba. 

Jika sang anak belum mampu sholat tepat waktu karena masih asyik tidur, biarkan ia sholat agak terlambat tetapi secara bertahap berikan motivasi agar anak tak keberatan mendirikan sholat tepat waktu.

  • Kenalkan dengan suasana yang menyenangkan

Ajak anak safari dari masjid ke masjid. Terutama masjid bersejarah dan ramah anak agar ia bersemangat untuk sholat berjamaah. 

Libatkan anak dalam kegiatan bakti sosial untuk mengingatkan bahwa di luar sana masih banyak anak yang kurang beruntung. Cara ini diharapkan mampu membuatnya lebih bersyukur sekaligus mengasah empati untuk berbagi. 

Di Masjid Al Ukhuwwah selama bulan Ramadan di sore hari diadakan acara kajian khusus anak. Menjelang Maghrib anak-anak diarahkan untuk berbaris rapi menunggu saat berbuka dengan air putih dan kurma. Usai sholat Maghrib berjamaah setiap anak mendapatkan hadiah bungkusan makanan kecil sebagai takjil.

  • Berikan penghargaan

Reward dan punishment adalah tips yang sangat dianjurkan dalam pendidikan untuk menegakkan disiplin, termasuk mendidik nilai moral dan agama. Berikan penghargaan jika mampu melaksanakan ibadah sesuai target dan tuntunan. Meskipun hanya berupa pelukan hangat atau kue kecil kesukaan untuk hadiah saat buka puasa. Atau bisa juga orang tua memiliki raport harian, jika anak bisa mendirikan sholat lima waktu dengan baik maka pada hari itu ia berhak mendapat bintang. Penghargaan akan diberikan berdasarkan jumlah bintang dalam sebulan. Sebaliknya jika sang anak malas dan sengaja meninggalkan ibadah yang diajarkan, berikan sanksi ringan misalnya mengurung anak agar tidak bisa bermain keluar atau tidak membelikannya makanan kesukaan.

  • Libatkan anak-anak dalam acara edukasi yang menyenangkan

Mendidik anak usia dini lazimnya dilakukan dengan cara sesuai dunianya. Doktrin, instruksi, buku diktat sebagai sarana mendidik mungkin tidak menarik bagi anak. 

Tetapi melibatkan anak dalam acara edukasi yang menyenangkan akan membuatnya terkesan dan mengingat poin-poin penting yang diajarkan dalam acara tersebut. 

Misalnya acara Ahad Ceria seperti yang pernah diadakan di Masjid Al Ukhuwwah. Anak-anak dikenalkan tentang akhlak dan akidah sebagai pondasi agama Islam dalam dongeng menghibur yang sarat pelajaran

Ahad Ceria, Dokpri
Ahad Ceria, Dokpri

Anak-anak memiliki dunia tersendiri. Dunia anak adalah dunia bermain. Agar pelajaran agama dan ritualnya tidak menyebabkan anak  bosan dan enggan, upayakan pendidikan tersebut dilakukan dalam suasana yang menyenangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun