Ramadan telah memasuki sepuluh hari terakhir. Semoga kita mampu menuntaskannya hingga akhir. Puasa wajib hukumnya bagi umat muslim yang telah memasuki usia baligh, berakal dan tidak dalam udzur. Tetapi sebagai orang tua kita juga dianjurkan untuk mengajarkan puasa kepada anak-anak.Â
Anak-anak tidak wajib berpuasa selama mereka belum akil baligh. Tetapi mengajarkan puasa kepada mereka mampu menanamkan nilai-nilai moral dan landasan beribadah. Satu contoh nyata, kita harus bersiap dengan jawaban kita jika putra putri tercinta bertanya "untuk apa berlapar-lapar puasa?"
Pada dasarnya mengajarkan ibadah pada anak adalah kewajiban orang tua. Sebab kelak di akhirat, yang dimintai pertanggungjawaban atas perilaku sang anak adalah orang tuanya.
"Tiada seorangpun yang dilahirkan kecuali dilahirkan pada fithrah (Islam)nya. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi." [HR. al-Bukhri dan Muslim]
Bagaimana cara mendidik anak dan menanamkan nilai ibadah secara tepat terutama di bulan Ramadan? Berikut adalah tips yang perlu diperhatikan  agar anak mampu menyerap pendidikan dan melaksanakannya tanpa merasa tertekan:
- Memberikan teladan
Berbagai perintah jika tanpa teladan hanya akan masuk telinga kiri keluar telinga kanan. "Ayo Nak puasa"Â tapi orang tuanya enggan melakukan. "Ayo cepat berangkat sholat jamaah di masjid" tapi ayah ibunya masih sibuk memantau gawai dan televisi. Hal semacam ini hanya akan membuat anak melakukan perintah karena takut dikenai sanksi, bukan karena kecintaan kepada Illahi
- Lakukan secara bertahap
Mendidik dengan cara memaksakan kehendak mungkin bisa melukai hati sang anak. Namun jika tidak dibiasakan sejak dini, anak-anak akan sulit melakukan ritual ibadah ketika telah sampai pada usia yang diwajibkan. Maka jalan tengahnya adalah, bimbing sang anak melakukan ritual ibadah secara bertahap.Â
Misalnya, sang anak belum mampu berpuasa Ramadan sehari penuh, biarkanlah ia berpuasa setengah hari, kemudian dilanjutkan lagi berpuasa hingga maghrib tiba.Â
Jika sang anak belum mampu sholat tepat waktu karena masih asyik tidur, biarkan ia sholat agak terlambat tetapi secara bertahap berikan motivasi agar anak tak keberatan mendirikan sholat tepat waktu.
- Kenalkan dengan suasana yang menyenangkan
Ajak anak safari dari masjid ke masjid. Terutama masjid bersejarah dan ramah anak agar ia bersemangat untuk sholat berjamaah.Â
Libatkan anak dalam kegiatan bakti sosial untuk mengingatkan bahwa di luar sana masih banyak anak yang kurang beruntung. Cara ini diharapkan mampu membuatnya lebih bersyukur sekaligus mengasah empati untuk berbagi.Â