Mohon tunggu...
Dewi Handayani
Dewi Handayani Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga -

Seorang wanita biasa yang beruntung karena didampingi ayah popeye, Aliong dan Aling yang luar biasa. Masih banyak yang harus dipelajari, terlalu banyak yang belum dipahami, sangat disayangkan kalau tidak mau berbagi... Learning by sharing...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pemulihan Kepercayaan Diri Siswa Melalui Tutor Sebaya Dalam Pengajaran Remedial

14 Oktober 2017   01:56 Diperbarui: 14 Oktober 2017   02:02 1092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tutor sebaya merupakan salah satu dari strategi pembelajaran yang berbasis active learning, yang pada dasarnya menuntut adanya partisipasi aktif dari peserta didik dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Selama ini, metode belajar yang dianggap paling baik adalah belajar untuk melakukan sesuatu (learning todo), salah satu implementasinya adalah dengan mengajar teman sebayanya. Sehingga siswa dianggap benar-benar menguasai pelajarannya hanya apabila siswa mampu mengajarkannya pada peserta didik lainnya. 

Dengan menjadi tutor sebaya, siswa difasilitasi untuk mengaktualisasikan kompetensi, bakat dan minat yang dimilikinya. Selain itu, siswa juga diberikan kesempatan dan didorong untuk mempelajari sesuatu dengan baik, dan pada waktu yang sama ia menjadi narasumber bagi yang lain. Tutor Sebaya akan merasa bangga atas perannya dan juga belajar dari pengalamannya serta apa yang telah dipelajari dan diperolehnya atas tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Hal ini secara tidak langsung dapat memperkuat citra dan jati dirinya sebagai individu yang berkualitas, mandiri dan dapat dihandalkan.

Di sisi lain, siswa yang diajar merasa mendapatkan perhatian lebih, persahabatan, keakraban, kasih sayang, kepercayaan, dan penghargaan dari tutor sebayanya. Mereka bisa membangun kepercayaan dirinya kembali, melihat sisi positif dan potensi yang mereka miliki, sehingga ketika mereka belajar dengan tutor sebaya, siswa bisa mengembangkan kemampuannya yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna.

Singkatnya, tutor sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran remedial dengan pendekatan kooperatif bukan kompetitif. Sebaiknya guru tidak ragu menggunakan strategi pembelajaran ini karena sangat efektif untuk membangun kelompok sosial yang saling asah, asih, asuh penuh percaya diri, mempunyai kedisiplinan dan komitmen berperilaku positif yang dibina antara siswa yang belajar dan bekerja sama.

Daftar Pustaka:

  • Anita Lie Hidayati, Cooperative Learning,(Jakarta: Grasindo, 2004)
  • Fawcett & Garton, The Effect of Peer Collection on Children Problem-Solving Ability, ( British Journal of Education Psychology, 2005) 
  • Penney Upton, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 2012)
  • Suharsimi Arkunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa,(Jakarta: Rajawali, 2002)
  • Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun