Tutor sebaya merupakan salah satu dari strategi pembelajaran yang berbasis active learning, yang pada dasarnya menuntut adanya partisipasi aktif dari peserta didik dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Selama ini, metode belajar yang dianggap paling baik adalah belajar untuk melakukan sesuatu (learning todo), salah satu implementasinya adalah dengan mengajar teman sebayanya. Sehingga siswa dianggap benar-benar menguasai pelajarannya hanya apabila siswa mampu mengajarkannya pada peserta didik lainnya.Â
Dengan menjadi tutor sebaya, siswa difasilitasi untuk mengaktualisasikan kompetensi, bakat dan minat yang dimilikinya. Selain itu, siswa juga diberikan kesempatan dan didorong untuk mempelajari sesuatu dengan baik, dan pada waktu yang sama ia menjadi narasumber bagi yang lain. Tutor Sebaya akan merasa bangga atas perannya dan juga belajar dari pengalamannya serta apa yang telah dipelajari dan diperolehnya atas tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Hal ini secara tidak langsung dapat memperkuat citra dan jati dirinya sebagai individu yang berkualitas, mandiri dan dapat dihandalkan.
Di sisi lain, siswa yang diajar merasa mendapatkan perhatian lebih, persahabatan, keakraban, kasih sayang, kepercayaan, dan penghargaan dari tutor sebayanya. Mereka bisa membangun kepercayaan dirinya kembali, melihat sisi positif dan potensi yang mereka miliki, sehingga ketika mereka belajar dengan tutor sebaya, siswa bisa mengembangkan kemampuannya yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna.
Singkatnya, tutor sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran remedial dengan pendekatan kooperatif bukan kompetitif. Sebaiknya guru tidak ragu menggunakan strategi pembelajaran ini karena sangat efektif untuk membangun kelompok sosial yang saling asah, asih, asuh penuh percaya diri, mempunyai kedisiplinan dan komitmen berperilaku positif yang dibina antara siswa yang belajar dan bekerja sama.
Daftar Pustaka:
- Anita Lie Hidayati, Cooperative Learning,(Jakarta: Grasindo, 2004)
- Fawcett & Garton, The Effect of Peer Collection on Children Problem-Solving Ability, ( British Journal of Education Psychology, 2005)Â
- Penney Upton, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 2012)
- Suharsimi Arkunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa,(Jakarta: Rajawali, 2002)
- Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H