Mohon tunggu...
Deva Nurrafida
Deva Nurrafida Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Inspirasi dari berbagai imajinasi dan realitas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cara agar Harga Diri Seorang Pendidik Tidak Hilang

11 Agustus 2020   07:12 Diperbarui: 11 Agustus 2020   07:14 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang tua mengajarkan anak-anaknya (Sumber Lampung Post)

Beberapa bulan lalu saya menghadiri kajian "Mengembalikan Harga Diri Seorang Pendidik" oleh Kak Indra Mulyana. Beliau membahas pendidikan dalam Islam yang mungkin jarang kita ketahui. Di sini saya akan membahas secara ringkas apa isi dari kajian tersebut.

Kak Indra Mulyana berkata bahwa, "Gelar uswatun hasanah hanya diberi pada Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad SAW, karena dapat dicontoh dari berbagai sisi, contohnya dalam sisi pendidikan". 

Uswatun hasanah memiliki arti teladan yang baik. Sikap, perbuatan, sifat, dan cara bertutur kata yang dapat dicontoh atau ditiru bagi siapa saja yang melihatnya. Beberapa teladan dari nabi Muhammad yang dapat kita tiru adalah siddiq yang artinya jujur atau benar, amanah yang artinya bisa dipercaya, tabligh yang artinya menyampaikan, dan fathonah yang memiliki arti cerdas. Kita dapat meniru dan belajar sedikit demi sedikit dari beberapa teladan tersebut. 

Kak Indra Mulyana juga berkata bahwa, "Pendidikan utama itu di rumah". Seseorang lahir dan tumbuh dari kasih sayang orang tua, seorang ibu dan ayah selain berperan sebagai orang tua juga berperan sebagai pendidik bagi sang anak.

Anak belajar menyimak, berbicara, membaca, dan menulis berawal dari rumah. Berbicara kata "ibu", "ayah", "makan", "minum". Lalu membaca tulisan yang ada di buku. Dan menulis abjad atau angka yang diajarkan orang tua. 

Selain itu, anak juga belajar salat dari orang tuanya. Ia meniru apa yang dilihat. Jika orang tuanya memberi contoh yang baik maka sang anak akan menirukan hal yang baik.

Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk selalu bersikap, berkata, dan mengajarkan hal yang baik kepada anaknya. Sama halnya dengan guru, ia juga merupakan pendidik yang harus memberi ilmu pengetahuan dan memberi pengajaran yang baik kepada murid-muridnya.


Menurut Kak Indra Mulyana, "Seorang pendidik yang tidak memiliki ilmu, sedikit demi sedikit akan sirna harga dirinya". Pendidik dalam hal ini dapat berarti seorang guru ataupun orang tua. Maka dari itu, seorang pendidik harus selalu belajar dan memperbaiki diri agar ilmu yang dimiliki selalu bermanfaat bagi dirinya dan orang di sekitarnya. 

Berikut adalah cara agar harga diri seorang pendidik tidak hilang. 

1) Ketakwaan
Takwa memiliki arti patuh dan taat dalam menjalankan perintah Allah SWT serta menjauhi larangan-Nya. Pendidik harus mampu menjadikan dirinya sebagai sosok yang bertakwa. 

Contohnya dengan membenarkan ibadahnya dan selesaikan dulu masalah pribadi dengan Sang Pencipta. Maka keuntungan yang didapat adalah Allah akan selalu sertai pendidikannya, menjaga keturunannya, serta mendapatkan ilmu dan solusi dari masalah yang ia lalui. 

2) Keilmuan
Ilmu memiliki arti pengetahuan atau kepandaian seseorang terhadap suatu bidang yang dikuasai. Seorang pendidik harus meningkatkan, menguasai dan memahami ilmunya.

Jika ia seorang pendidik Bahasa Indonesia maka kuasai dengan benar pengetahuan tentang bahasa Indonesia. Dan ajarkan dengan komunikasi dan interaksi yang benar antara pendidik dan peserta didik. 

3) Keteladanan
Keteladanan adalah ruh pendidikan. Teladan berarti sesuatu yang patut ditiru atau dicontoh, entah itu dari sikap, sifat, cara bertutur kata, dan sebagainya. Banyak orang tua yang pintar menjadi pengajar tapi tidak pintar menjadi pendidik.

Cara agar keteladanan dapat ditiru oleh peserta didik atau anak adalah keteladanan ibadah, keteladanan ilmu, keteladanan sikap, dan keteladanan bertutur kata. Selalu introspeksi dan perbaiki diri agar menjadi teladan yang baik bagi peserta didik, anak, dan orang di sekeliling kita.

4) Keikhlasan
Ikhlas berarti melakukan sesuatu hal dengan hati yang tulus. Pendidik harus ikhlas dalam segala hal. Jika semua dilakukan dengan kerelaan hati dan dilakukan karena Allah SWT maka hasil yang diraih tidak akan sia-sia, karena keikhlasan membuahkan hasil yang istimewa. 

5) Kesabaran
Sabar memiliki arti tahan dalam menghadapi sesuatu, tidak mudah marah, tidak mudah putus asa, dan selalu bersikap tenang. Sabar itu tidak ada batasnya. 

Para pendidik atau orang tua harus sangat sabar sekali dalam mendidik para peserta didik atau anaknya. Kalau seorang pendidik tidak sabar maka jangan menjadi pendidik.

Selalu beristigfar dan berdoa, karena doa orang tua dan guru itu mustajab dan doa buruk ataupun baik orang tua dan seorang pendidik itu langsung dijabah oleh Allah SWT.

Salam literasi, semoga bermanfaat untuk kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun