Mohon tunggu...
Davi Massie
Davi Massie Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan dan Blogger

If opportunity doesn’t knock, then build a door.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengatur Pundi-pundi, Menjaga Asa di Tengah Pandemi

18 Juni 2020   13:27 Diperbarui: 18 Juni 2020   13:25 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alat kesehatan yang habis karena perilaku panic buying.| sumber: jawapos.com

Berhematlah!. Memang tidak ada yang salah dengan keinginan untuk membeli sesuatu barang. Tapi bukan berarti segala cara dilakukan untuk memenuhi keinginan kita. 

Berapa banyak dari kita yang rela mengkredit, ataupun mengajukan pinjaman tanpa agunan ke bank untuk hal-hal yang konsumtif. Pada akhirnya justru utang kredit tersebut yang akhirnya "memiskinkan" kita.

Perilaku konsumtif yang justru memiskinkan.| sumber: pluang.com
Perilaku konsumtif yang justru memiskinkan.| sumber: pluang.com

Kutipan tokoh antagonis Gustavo Fring dari serial Breaking Bad yang berkata "One must learn to be rich. To be poor, anyone can manage". Saya sangat setuju dengan pernyataan ini. 

Faktanya kita tidak akan menjadi kaya kecuali kita melakukannya. Kuncinya ialah mengurangi perilaku boros dan utang konsumtif.

Lalu kaitannya terhadap stabilitas sistem keuangan apa?. Nah, pertanyaan bagus. Berapa banyak kredit macet yang terjadi karena ketidaksanggupan untuk membayar. Bila banyak kredit macet akibat pola hidup masyarakat yang konsumtif, stabilitas sistem keuangan negara ya terganggu.

Seharusnya bank dapat memutar uang tersebut untuk dialokasikan juga ke sektor-sektor usaha riil, tetapi malah terkendala. Padahal justru dari sektor-sektor usaha tersebutlah yang menjadi motor sekaligus berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Ilustrasi/Ketidakstabilan sistem keuangan.| sumber: thejakartapost.com
Ilustrasi/Ketidakstabilan sistem keuangan.| sumber: thejakartapost.com

Akhirnya pemerintah harus juga mengeluarkan kebijakan relaksasi kredit melalui restrukturisasi. Tujuannya untuk meringankan kreditur. Keringanannya bisa dalam bentuk penyesuaian cicilan pokok, penurunan suku bunga, juga perpanjangan waktu hingga 12 bulan.

Tapi yang repotnya adalah ketika krisis ekonomi terjadi, kebanyakan dari nasabah penyimpan dana cenderung untuk menarik dana dari bank secara besar-besaran. Ini juga kesalahan yang dilakukan sebagian kita. Benarkan?. 

Stop melakukan rush!. Karena pelaksanaan restrukturisasi ini juga harus memastikan ketersediaan arus likuiditas bank yang cukup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun