Mohon tunggu...
Dava Bagas Primusandi
Dava Bagas Primusandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Gabut

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kontribusi Antropolog Muslim dalam Pengembangan Kualitas Pendidikan Umat Muslim di Era Modern

7 Juni 2023   17:30 Diperbarui: 7 Juni 2023   17:47 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai disiplin ilmu yang mempelajari manusia dalam konteks budaya dan sosial, Antropologi memiliki peran penting dalam pengembangan kualitas pendidikan di Indonesia. Dalam perspektif Antropolog Muslim, pendidikan haruslah mengakomodasi budaya dan nilai-nilai Islam yang menjadi identitas utama masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, pengembangan kualitas pendidikan tidak hanya meliputi aspek akademik semata, namun juga aspek kultural dan sosial yang relevan dengan masyarakat tempat pendidikan berada.

Dilansir dari Sigijateng.id (2021), Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa Putra, M.A., M. Phil. sebagai narasumber dalam stadium general yang berjudul "Ilmuwan Muslim Indonesia: Evaluasi Untuk Aksi", menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh mulai dari hulu hingga hilir dalam dunia keilmuan Islam. Prof. Heddy menyoroti bahwa masih ada banyak regulasi yang menghambat kinerja para peneliti. Ia menanyakan mengapa tokoh-tokoh ilmu pengetahuan dari kalangan Islam belum mencapai prestasi yang membanggakan. Salah satu alasan yang disebutkan adalah kurangnya sumber daya manusia, fasilitas, dan kelembagaan yang memadai.

Beliau menekankan perlunya perubahan besar dalam memberikan dukungan kepada ilmuwan dan peneliti dari kalangan Islam. Langkah-langkah yang dapat diambil antara lain adalah pengembangan perpustakaan dan laboratorium, mengurangi beban administrasi agar lebih banyak waktu tersedia untuk studi, kajian, dan penelitian. Dengan demikian, ilmuwan dapat menjadi lebih produktif karena dapat fokus sepenuhnya pada penelitian.

Setelah kebutuhan dasar terpenuhi, Prof. Heddy menegaskan pentingnya membangun budaya keilmuan yang inklusif, seperti pengembangan tradisi membaca, kerjasama antar ilmuwan lintas bidang, kerjasama antar pembaca, penerjemahan buku asing, dan kemampuan menulis. Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap rendahnya daya saing ilmuwan Islam adalah kemampuan bahasa asing dan bahasa internasional yang rendah. Prof. Heddy menyebutkan bahwa keterbatasan ini menghambat akses terhadap buku-buku berkualitas internasional. Selain itu, kekurangan fasilitas perpustakaan dan kurangnya inovasi di lembaga pendidikan juga menjadi masalah. Aturan-aturan akademik yang tidak tepat juga dapat menghambat penelitian dan pengembangan ilmu.

Beliau juga menekankan bahwa budaya berilmu pengetahuan bukan hanya sebatas kuliah, skripsi, atau disertasi. Budaya penelitian dan membaca harus menjadi senjata utama dalam membangun budaya ilmu pengetahuan. Kerja sama antar peneliti lintas bidang dan penguasaan bahasa asing serta proyek penerjemahan buku asing juga dianggap penting untuk mengembangkan dunia keilmuan. Dengan melakukan evaluasi menyeluruh, memberikan dukungan yang memadai, dan membangun budaya keilmuan yang kuat, diharapkan ilmuwan Muslim Indonesia dapat meningkatkan daya saing mereka dan memberikan kontribusi yang berharga dalam perkembangan ilmu pengetahuan di era modern.

E. Kontribusi Antropolog Muslim di Masa Depan dalam Pengembangan Kualitas Pendidikan

Kontribusi antropolog Muslim dalam pengembangan kualitas pendidikan dapat menjadi hal yang penting dan berdampak positif. Berikut adalah beberapa kontribusi yang dapat diberikan oleh antropolog Muslim dalam pengembangan kualitas pendidikan:

  1. Melakukan penelitian etnografis: Penelitian etnografis dapat berkontribusi untuk memahami budaya, tradisi, dan nilai-nilai masyarakat (Bakry, 2017). Penelitian ini dapat memberikan wawasan mendalam tentang cara pandang masyarakat terhadap pendidikan, praktik pendidikan yang sudah ada, dan tantangan yang dihadapi dalam proses pembelajaran. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang konteks budaya, antropolog Muslim dapat membantu merancang strategi dan kebijakan pendidikan yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat Muslim.
  2. Menawarkan pengembangan kurikulum berbasis budaya: Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui pengembangan kurikulum yang lebih inklusif dan berbasis budaya (Fahrurrozi, 2015). Antropolog dapat mengidentifikasi nilai-nilai, tradisi, dan praktik agama yang penting bagi masyarakat Muslim, serta mengintegrasikannya ke dalam kurikulum pendidikan. Dengan demikian, pendidikan akan lebih relevan dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang identitas agama dan budaya masyarakat Muslim.
  3. Pelatihan dan pengembangan guru: Pelatihan dan pengembangan guru dengan memberikan pemahaman mendalam tentang kekayaan budaya dan keberagaman masyarakat Muslim merupakan salah satu kontribusi yang dapat diberikan. Hal ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kompetensi guru dalam mengajar dan berinteraksi dengan siswa Muslim, memahami kebutuhan individu, serta menciptakan lingkungan belajar yang inklusif. Melalui pelatihan ini, guru dapat menjadi fasilitator yang lebih baik dalam mempromosikan nilai-nilai Islam, memahami konteks sosial siswa, dan menciptakan pengalaman pembelajaran yang bermakna.
  4. Penelitian dan inovasi pendidikan: Antropolog Muslim dapat berperan dalam penelitian dan inovasi pendidikan yang spesifik untuk masyarakat Muslim. Antropolog Muslim dapat melibatkan diri dalam penelitian tentang efektivitas metode pengajaran, penggunaan teknologi dalam pendidikan Islam, penerapan strategi pembelajaran yang berorientasi pada nilai-nilai Islam, dan sebagainya. Melalui penelitian dan inovasi ini, antropolog Muslim dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan Islam, baik di tingkat lokal maupun global.

 

Pendidikan merupakan aspek penting dalam pengembangan kualitas umat Muslim Indonesia di era modern. Namun, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam upaya pengembangan pendidikan umat Muslim. Salah satu tantangan utama adalah adanya perubahan pola pikir masyarakat, teknologi, dan fasilitas yang disediakan. Sejatinya pendidikan Islam memiliki peran yang signifikan dalam menyongsong tantangan global. Dalam menghadapi globalisasi, pendidikan Islam harus mampu memberikan pemahaman yang baik tentang nilai-nilai agama Islam yang relevan dengan konteks dunia modern. Maka dari itu, untuk mengembangkan kualitas pendidikan Islam, diperlukan strategi yang efektif. Salah satunya adalah meningkatkan kualitas tenaga pendidik, pengembangan kurikulum, peningkatan sarana dan prasarana, serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pendidikan Islam. Prof. Heddy Shri Ahimsa-Putra menegaskan bahwa redupnya ilmuwan Islam di Indonesia dikarenakan kurangnya fasilitas literasi yang memadai, kemampuan pelajar dalam berbahasa asing, dan lain-lain sehingga perlu dilakukan evaluasi secara menyeluruh dalam bidang pendidikan di Indonesia. Kontribusi antropolog Muslim di masa depan akan menjadi penting dalam pengembangan kualitas pendidikan. Antropolog Muslim dapat membantu dalam memahami konteks sosial, budaya, dan kebutuhan masyarakat Muslim Indonesia. Dengan pemahaman yang mendalam tentang masyarakat Muslim Indonesia, antropolog Muslim dapat berperan dalam merumuskan kebijakan pendidikan yang relevan dan efektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun