Mohon tunggu...
Duta Aulia
Duta Aulia Mohon Tunggu... Jurnalis - Pekerja.

Mata dua mulut satu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Porter Stasiun

16 November 2018   20:29 Diperbarui: 1 Mei 2019   21:00 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jumat Bon tapi tanggal merah," saut Toni.

"Pantes sepi penumpang," ujar Pak Boni.

Kondisi tersebut sudah tidak menjadi hal baru bagi Pak Boni, karena setiap long weeken kemungkinan besar sepi penumpang yang ingin menggunakan jasanya. Dalam pikiran Pak Boni "Pantas saja long weeken, jadi banyak penumpang yang barang bawaanya hanya rasel dan pastinya ga pengen menggunakan jasa angkut." Setelah bersendagurau dengan teman satu profesinya, ia mendapatkan penumpang yang ingin menggunakan jasanya. Tanpa pikir panjang, ia segera mengangkut barang bawaan penumpang untuk diangkut dan ditata di dalam kreta.

Setelah melayani penumpang tersebut dan mendapatkan bayaran Rp.30.000, ia memutuskan untuk pulang ke rumah. Setelah sampai rumah, sang istri dan anak dengan senyum yang begitu indah menyambut kepulangan pak Boni. Sesampainya di rumah, Pak Boni lekas bersih-bersih dan bertegur sapa dengan anaknya. Setelah itu, ia segera masuk ke kamar dengan sang istri untuk melepas letih dengan pekerjaannya. Sebelum tertidur, Pak Boni memberikan uang sebesar Rp. 45.000 kepada sang istri.

"Maaf bu, bapak cuma bisa bawa pulang segini," ujar bapak sambil mengeluarkan uangnya dari kantung celana kerjanya.

"Iya gapapa pak, tetap ibu terima ko tapi ko cuma sedikit pak? Padahal hari biasanya bisa lebih banyak pak," saut sang istri.

"Biasa bu, hari ini adalah long weekend jarang penumpang yang mau memakai jasa bapak, banyak juga penumpang yang rata-rata masih muda dan menggunakan ransel, pastinya mereka ga membutuhkan jasa bapak." Pak Boni menjelaskan sambil merebakan badannya di ranjang.

"Oh begitu, alhamdullilah setidaknya tuhan masih memberi rejeki ke kita pak," saut sang isti yang juga ikut merebakan badangnya di ranjang.

"Iya bu," ujar Pak Boni.

"Ya udah, sekarang bapak pasti capekan? Sini aku pijitin," sang istri lalu memijitkan Pak Boni dan mematikan lampu kamar.

"Terimakasih bu," kata Pak Boni menikmati pijitan sang istri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun