"Jumat Bon tapi tanggal merah," saut Toni.
"Pantes sepi penumpang," ujar Pak Boni.
Kondisi tersebut sudah tidak menjadi hal baru bagi Pak Boni, karena setiap long weeken kemungkinan besar sepi penumpang yang ingin menggunakan jasanya. Dalam pikiran Pak Boni "Pantas saja long weeken, jadi banyak penumpang yang barang bawaanya hanya rasel dan pastinya ga pengen menggunakan jasa angkut." Setelah bersendagurau dengan teman satu profesinya, ia mendapatkan penumpang yang ingin menggunakan jasanya. Tanpa pikir panjang, ia segera mengangkut barang bawaan penumpang untuk diangkut dan ditata di dalam kreta.
Setelah melayani penumpang tersebut dan mendapatkan bayaran Rp.30.000, ia memutuskan untuk pulang ke rumah. Setelah sampai rumah, sang istri dan anak dengan senyum yang begitu indah menyambut kepulangan pak Boni. Sesampainya di rumah, Pak Boni lekas bersih-bersih dan bertegur sapa dengan anaknya. Setelah itu, ia segera masuk ke kamar dengan sang istri untuk melepas letih dengan pekerjaannya. Sebelum tertidur, Pak Boni memberikan uang sebesar Rp. 45.000 kepada sang istri.
"Maaf bu, bapak cuma bisa bawa pulang segini," ujar bapak sambil mengeluarkan uangnya dari kantung celana kerjanya.
"Iya gapapa pak, tetap ibu terima ko tapi ko cuma sedikit pak? Padahal hari biasanya bisa lebih banyak pak," saut sang istri.
"Biasa bu, hari ini adalah long weekend jarang penumpang yang mau memakai jasa bapak, banyak juga penumpang yang rata-rata masih muda dan menggunakan ransel, pastinya mereka ga membutuhkan jasa bapak." Pak Boni menjelaskan sambil merebakan badannya di ranjang.
"Oh begitu, alhamdullilah setidaknya tuhan masih memberi rejeki ke kita pak," saut sang isti yang juga ikut merebakan badangnya di ranjang.
"Iya bu," ujar Pak Boni.
"Ya udah, sekarang bapak pasti capekan? Sini aku pijitin," sang istri lalu memijitkan Pak Boni dan mematikan lampu kamar.
"Terimakasih bu," kata Pak Boni menikmati pijitan sang istri.