Mohon tunggu...
Liese Alfha
Liese Alfha Mohon Tunggu... Dokter - ❤

Bermanfaat bagi sesama Menjadi yang terbaik untuk keluarga

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Waspada Novel Corona Virus (2019-nCoV) Masuk, KKP Kelas II Palembang Mengaktifkan Thermal Scanner

24 Januari 2020   13:20 Diperbarui: 28 Januari 2020   14:04 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada penghujung tahun 2019 lalu, WHO telah mengeluarkan peringatan akan beberapa kasus penumonia yang merebak di Kota Wuhan, Cina. Pemerintah Cina pada 7 Januari 2020 telah mengkonfirmasi bahwa penyebab pneumonia di Kota Wuhan adalah virus jenis baru dari coronavirus, yang sampai saat ini masih disebut sebagai 2019-nCoV. Coronavirus sendiri merupakan familiy dari virus yang bisa menyebabkan penyakit ringan seperti common cold hingga berat seperti SARS dan Mers-Cov.

Cara penularannya secara pasti masih diselidiki namun awalnya diduga dari hewan ke manusia, karena kasus yang terjadi di Wuhan semuanya memiliki kontak dengan hewan di pasar hewan Huanan. Namun setelah terjadi outbreak secara global, penularan diduga terjadi antar manusia yang terinfeksi secara terbatas-petugas kesehatan dan keluarga yang kontak.

Per tanggal 23 Januari 2020, sudah ada sebanyak 581 kasus terkonfirmasi sudah terjadi. Sebanyak 571 kasus terjadi di 25 propinsi di Cina. Dari 571 kasus, 95 orang memiliki gejala yang cukup berat dan 17 diantaranya meninggal dunia. 

Sisanya sebanyak 10 kasus tersebar di Thailand, Jepang, Korea, Hongkong, Amerika, dan malam tadi, Kementerian Kesehatan Singapura mengkonfirmasi satu orang yang juga positif 2019-nCoV dan menjadikan Singapura juga termasuk salah satu negara terjangkit. 

who
who
Mudahnya manusia berpindah dari satu negara ke negara lain dalam hitungan jam menjadikan salah satu alasan kenapa penyakit ini cepat sekali merebak ke berbagai belahan dunia. International Health Regulation (IHR) 2005 telah mengamanatkan akan kewaspadaan berbagai penyakit menular yang mungkin akan dibawa oleh pelaku perjalanan. Itulah mengapa beberapa negara masih memberlakukan vaksinasi terhadap jenis vaksin tertentu ketika memasuki negara terjangkit. Namun sayangnya, sampai saat ini belum ada vaksin untuk jenis virus ini.

Gejala 2019-nCoV

Seperti penyakit virus saluran nafas lainnya, 2018-nCoV menimbulkan gejala demam >38.5C, batuk pilek hingga sesak nafas berat.

Gejala ini bisa diperberat oleh faktor komorbid pada pasien, seperti usia lanjut, penyakit jantung dan penyakit paru obstruktif kronis. 

Pengobatan

Sama halnya dengan virus, pengobatan lebih ke arah simptomatik, tidak ada antivirus sebagai pengobatan kausatif untuk penyakit ini sampai saat ini.

Pencegahan

1. Hindari berpergian ke negara dan daerah terjangkit.

2. Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, seperti mencuci tangan sebelum makan dan setelah beraktifitas.

3. Terapkan etika batuk.

4. Gunakan masker saat berada di keramaian.

5. Hindari kontak dengan penderita.

6. Hindari makanan mentah atau setengah matang.

who
who
Meskipun secara insidensial belum ditemukan kasus di Indonesia. Kementerian Kesehatan melalui UPT Kantor Kesehatan Pelabuhan meningkatkan kewaspadaan di pintu masuk negara terutama yang berasal dari negara terjangkit dan berkoordinasi dengan pihak terkait Sistem Kewaspadaan Dini apabila terjadi wabah.

Kewaspadaan di Bandara SMB II Palembang

Setelah merebaknya kasus Pneumonia akibat virus 2019-nCoV, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Palembang berkoordinasi dengan pihak Angkasa Pura II dan maskapai penerbangan terkait pemantauan penumpang yang berasal dari negara terjangkit, Singapura.

Bandara SMB II sebagai bandara Internasional mempunyai penerbangan langsung dari dan ke Singapura. Untuk itulah, kewaspadaan terhadap penumpang yang datang dari negara Singapura ditingkatkan melalui pemantauan Thermal Scanner yang dipasang di luar garbarata area kedatangan penumpang.

dokpri
dokpri
Thermal Scanner akan mendeteksi suhu tubuh penumpang. Untuk suhu tubuh lebih dari 38C akan diperiksa lebih lanjut untuk menilai ada tidaknya penyakit menular seperti 2019-nCoV yang dibawa penumpang. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Palembang juga berkoordinasi dengan RSMH sebagai rumah sakit rujukan dan BTKL Palembang untuk mengkonfirmasi virus 2019-nCoV.

Sampai hari ini tidak ada penumpang demam yang turun dari penerbangan Singapura. Lebih lanjut, penumpang dari Kuala Lumpur juga akan diperiksa suhu tubuhnya untuk mencegah penyebaran penyakit juga meluas ke negara Malaysia.

Pembagian Health Alert Card kepada setiap penumpang juga dilakukan untuk memantau penumpang setelah tiba di tanah air selama masa inkubasi (10 hari). Apabila dalam waktu 10 hari penumpang yang berasal dari negara terjangkit mempunyai keluhan demam >38C disertai batuk pilek dan sesak nafas, penumpang harus mencari fasilitas kesehatan terdekat dan menyertakan HAC sebagai informasi petugas kesehatan yang dituju bahwa pasien pernah berkunjung ke daerah terjangkit dan dapat dicurigai terjangkit pneumonia.

HAC, lembaran kecil akan disobek oleh petugas KKP.
HAC, lembaran kecil akan disobek oleh petugas KKP.
Tindak lanjut apabila ada penumpang terduga terinfeksi, pihak Dinkes Kota/Kab akan berkoordinasi dengan KKP untuk kemudian mencari informasi riwayat kontak pasien selama perjalanan termasuk di pesawat. 

Sayangnya, kendala di lapangan ketika membagikan HAC kepada penumpang adalah penumpang menganggap HAC merepotkan mereka karena mesti diisi sebelum keluar bea cukai check point. Meski sudah dijelaskan orang per orang ketika dibagikan, namun masih saja ada yang menolak mengisi. Jadi ngotot-ngototan antara petugas dan penumpang tidak dapat terhindarkan.

Dengan pengaktifan Thermal Scanner di setiap kedatangan Internasional dan pembagian HAC, semoga 2019-nCoV bisa dicegah masuk ke wilayah Indonesia umumnya dan Palembang khususnya. Dan sesuai instruksi Menteri Kesehatan, hal ini berlaku juga di semua akses pintu masuk negara. 

Sumber: who.int

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun