Pada penghujung tahun 2019 lalu, WHO telah mengeluarkan peringatan akan beberapa kasus penumonia yang merebak di Kota Wuhan, Cina. Pemerintah Cina pada 7 Januari 2020 telah mengkonfirmasi bahwa penyebab pneumonia di Kota Wuhan adalah virus jenis baru dari coronavirus, yang sampai saat ini masih disebut sebagai 2019-nCoV. Coronavirus sendiri merupakan familiy dari virus yang bisa menyebabkan penyakit ringan seperti common cold hingga berat seperti SARS dan Mers-Cov.
Cara penularannya secara pasti masih diselidiki namun awalnya diduga dari hewan ke manusia, karena kasus yang terjadi di Wuhan semuanya memiliki kontak dengan hewan di pasar hewan Huanan. Namun setelah terjadi outbreak secara global, penularan diduga terjadi antar manusia yang terinfeksi secara terbatas-petugas kesehatan dan keluarga yang kontak.
Per tanggal 23 Januari 2020, sudah ada sebanyak 581 kasus terkonfirmasi sudah terjadi. Sebanyak 571 kasus terjadi di 25 propinsi di Cina. Dari 571 kasus, 95 orang memiliki gejala yang cukup berat dan 17 diantaranya meninggal dunia.
Sisanya sebanyak 10 kasus tersebar di Thailand, Jepang, Korea, Hongkong, Amerika, dan malam tadi, Kementerian Kesehatan Singapura mengkonfirmasi satu orang yang juga positif 2019-nCoV dan menjadikan Singapura juga termasuk salah satu negara terjangkit.
Gejala 2019-nCoV
Seperti penyakit virus saluran nafas lainnya, 2018-nCoV menimbulkan gejala demam >38.5C, batuk pilek hingga sesak nafas berat.
Gejala ini bisa diperberat oleh faktor komorbid pada pasien, seperti usia lanjut, penyakit jantung dan penyakit paru obstruktif kronis.
Pengobatan
Sama halnya dengan virus, pengobatan lebih ke arah simptomatik, tidak ada antivirus sebagai pengobatan kausatif untuk penyakit ini sampai saat ini.
Pencegahan
1. Hindari berpergian ke negara dan daerah terjangkit.
2. Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, seperti mencuci tangan sebelum makan dan setelah beraktifitas.
3. Terapkan etika batuk.
4. Gunakan masker saat berada di keramaian.
5. Hindari kontak dengan penderita.
6. Hindari makanan mentah atau setengah matang.
Kewaspadaan di Bandara SMB II Palembang
Setelah merebaknya kasus Pneumonia akibat virus 2019-nCoV, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Palembang berkoordinasi dengan pihak Angkasa Pura II dan maskapai penerbangan terkait pemantauan penumpang yang berasal dari negara terjangkit, Singapura.
Bandara SMB II sebagai bandara Internasional mempunyai penerbangan langsung dari dan ke Singapura. Untuk itulah, kewaspadaan terhadap penumpang yang datang dari negara Singapura ditingkatkan melalui pemantauan Thermal Scanner yang dipasang di luar garbarata area kedatangan penumpang.
Sampai hari ini tidak ada penumpang demam yang turun dari penerbangan Singapura. Lebih lanjut, penumpang dari Kuala Lumpur juga akan diperiksa suhu tubuhnya untuk mencegah penyebaran penyakit juga meluas ke negara Malaysia.
Pembagian Health Alert Card kepada setiap penumpang juga dilakukan untuk memantau penumpang setelah tiba di tanah air selama masa inkubasi (10 hari). Apabila dalam waktu 10 hari penumpang yang berasal dari negara terjangkit mempunyai keluhan demam >38C disertai batuk pilek dan sesak nafas, penumpang harus mencari fasilitas kesehatan terdekat dan menyertakan HAC sebagai informasi petugas kesehatan yang dituju bahwa pasien pernah berkunjung ke daerah terjangkit dan dapat dicurigai terjangkit pneumonia.
Sayangnya, kendala di lapangan ketika membagikan HAC kepada penumpang adalah penumpang menganggap HAC merepotkan mereka karena mesti diisi sebelum keluar bea cukai check point. Meski sudah dijelaskan orang per orang ketika dibagikan, namun masih saja ada yang menolak mengisi. Jadi ngotot-ngototan antara petugas dan penumpang tidak dapat terhindarkan.
Dengan pengaktifan Thermal Scanner di setiap kedatangan Internasional dan pembagian HAC, semoga 2019-nCoV bisa dicegah masuk ke wilayah Indonesia umumnya dan Palembang khususnya. Dan sesuai instruksi Menteri Kesehatan, hal ini berlaku juga di semua akses pintu masuk negara.
Sumber: who.int
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H