"Ayo, Yuni kita karaokean!" Ajak Ibu seketika melihat aku membuka pintu pagar. Senyum lebarnya manis sekali.
"Eh.." kikuk rasanya bila ingat berbulan-bulan lalu habis-habisan dimarahi terus diusir dan baru saja aku pulang ke rumah kemarin setelah dijemput ayah dari rumah Tante Lilis, sekarang malah diajak keluar.
"Sudah gak usah ganti baju, ibu sudah pesen taksi online. Sekalian temeni Ibu shopping. Ibu mau beli rok tutu yang lagi hits sekarang." Panjang lebar Ibu memberitahuku daftar tempat yang ingin ia datangi hari ini.
"Toko tutup bu?" Tanyaku melihat toko kelontong depan rumah sudah digembok.
"Ah, Ibu juga butuh refreshing lah. Duitnya masih cukuplah buat kita happy happy" Ibu lalu menggandengku masuk ke taksi online yang sudah tiba di depan rumah.
Bagi ibu sepertinya kejadian lalu, ibarat ukiran di atas pasir, disapu ombak lalu lenyap, tak berbekas.
Kami kembali ke rumah setelah lewat isya. Aku keletihan. Ibu masih semangat. Bernyanyi mengikuti nada-nada dari musik yang Ia putar lewat CD player di rumah.
Tengah malam masih lanjut. Dari yang merasa bising namun karena lelah menguasai, aku lu tertidur.
Bagaimana Ibu? Masih karaoke sampai pagi. Untung tetangga agak jauh dari rumah.
####
"Surga itu di bawah telapak kaki seorang Ibu, benar?" Tanya ayah saat aku menemaninya menonton acara tv kesukaannya, kompetisi dangdut di stasiun tv swasta.