Mohon tunggu...
Liese Alfha
Liese Alfha Mohon Tunggu... Dokter - ❤

Bermanfaat bagi sesama Menjadi yang terbaik untuk keluarga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Diskusi: Positif Bermedia Sosial Bersama Kompal Dan Universitas IBA Palembang

19 Maret 2019   18:09 Diperbarui: 19 Maret 2019   18:56 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahukah Anda, bahwa pengguna media sosial di Indonesia saat ini berdasarkan survey dari Wearesosial Hootsuite yang dirilis januari 2019 lalu sudah mencapai 150 juta orang atau lebih dari separuh jumlah populasi rakyat Indonesia saat ini. Dan sebagian besar penggunanya adalah remaja dan dewasa muda.

Kompasianer Palembang menurut saya jeli melihat hal ini dengan diadakannya diskusi Positif Bermedia Sosial bekerja sama dengan Universitas IBA. Jelas karena sasarannya adalah anak-anak muda, mahasiswa, yang dengan segala semangat dan idenya bisa saja terjebak pada penyalahgunaan media sosial untuk hal-hal yang merugikan.

Ada 100 peserta yang tercatat mendaftar ke panitia, di luar dari anggota kompal yang juga hadir memberi kesan bahwa diskusi ini memang menarik perhatian. Terlebih pemantik diskusi yang hadir adalah orang-orang dengan latar belakang bermedia sosial yang tidak diragukan lagi.

Ada Deddy Huang sebagai seorang influencer dan Content Creator, dr. Posma Siahaan, SpPD yang tahun lalu memenangkan Kompasiana Award dalam bidang spesific interest, Mang Dues K. Arbain, seorang pimpinan Bank pemerintah yang juga telah menelurkan beberapa buku, juga hadirnya Mba Nindy, seorang advokat, beauty blogger dan aktif dalam banyak komunitas.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Diskusi dibuka langsung oleh ibu Rektor UIBA, Dr. Ir. Karlin Agustina, MSi. Ibu rektor cantik ini  berpesan kepada semua peserta diskusi untuk selalu berhati-hati dalam menggunakan media sosial. Media sosial hendaknya dimanfaatkan sebagai sarana image branding dan sebagai portofolio kehidupan kita. Masuknya era industri 4.0 mau tidak mau merampas hak privat pengguna media sosial sehingga apa-apa yang kita buat pada media sosial haruslah mampu untuk dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya acara diserahkan kepada moderator, yaitu Yuk Kartika Lestari Kariono. Pemantik diskusi pertama Deddy Huang benar-benar membuka mata bahwa apa yang kita anggap baik ternyata belum tentu baik untuk manusia lain dan lingkungan. Think before you post!

Dalam slidenya Koh Deddy memberikan 5 prinsip cerdas dalam berinternet:

1.  Keep playing or stop.

2. Think before posting.

3. Saring before sharing.

4. Click or close.

5. Wise while online.

Benar kata orang, jangan hanya punya hape Smart, otak juga harus Smart. Kemudahan mengakses data harusnya bukan lagi halangan untuk mengecek kebenaran yang kita akan posting atau teruskan. 

Selain itu, sebagai Content Creator, Koh Deddy juga membagi tips sebelum kita membuat dan membagikan konten ke media sosial kita: jangan sampai merugikan diri sendiri, merugikan organisasi dan jangan melanggar hukum.

Jadilah Content Creator yang kreatif bukan hanya yang sekedar repost demi mengejar follower. Ingat, konten yang dibuat harus bermanfaat. Jejak digital itu kejam, jangan sampai "kejahilan" di masa sekarang merugikan kita di masa depan.

Deddy Huang. Dok.pribadi
Deddy Huang. Dok.pribadi
Moderator selanjutnya mempersilahkan dr. Posma. Selaku dokter yang aktif dalam dunia tulis menulis, dr. Posma mengingatkan kita untuk bijak bermedia sosial utamanya bagi tenaga medis yang juga aktif di sosial media dan dunia blogging. Dunia medis itu intinya adalah kerahasiaan data. Berbeda dengan media sosial. Semua yang diposting di media sosial adalah jelas menjadi milik umum. Sedangkan untuk data-data kesehatan, menjaga kerahasiaan identitas pasien adalah sebuah keharusan.

Dr. Posma juga membagikan tips and trick selama menggeluti dunia tulis menulis, salah satunya adalah memilih judul yang tidak biasa, seperti menyelipkan bahasa daerah dan tulis saja apa yang ingin ditulis, tidak perlu muluk-muluk dengan bercita-cita mau menulis untuk mengubah dunia.

Dr. Posma Siahaan, SpPD. Dok.pribadi
Dr. Posma Siahaan, SpPD. Dok.pribadi
Suasana semakin semarak ketika giliran Mang Du menjadi pemantik diskusi ketiga yang belum apa-apa sudah bagi-bagi hadiah.

Mang Du sebagai seorang pimpinan, mewanti-wanti untuk selalu berpikir positif sehingga apapun yang akan kita tulis di media sosial kita adalah hal yang positif juga. Media sosial saat ini sudah menjadi rujukan penilaian kemampuan oleh berbagai perusahaan. Jadi untuk kamu-kamu yang saat ini masih saja memenuhi laman media sosial dengan ujaran kebencian, hasutan, bahasa alay, konten-konten berbau SARA, tindakan amoral lain, please stop it! Gunakan media sosial kalian sebagai wajah asli yang ingin kalian tunjukkan kepada dunia.

Mba Fainun menerima hadiah dari Mang Du. Dok.pribadi
Mba Fainun menerima hadiah dari Mang Du. Dok.pribadi
Terakhir, advokat cantik, Nindy, menyampaikan pandangan postif bermedia sosial dalam sisi perlindungan kepada wanita. Masifnya arus informasi melalui media sosial saat ini juga seringkali menumbuhkan kekerasan verbal secara langsung dan tidak langsung kepada wanita. Adanya kemungkinan penyebaran informasi pribadi juga menjadi concern saat ini apalagi kehidupan pribadi perempuan. Mba Nindy sendiri dalam kesehariannya juga bergerak dalam perlindungan terhadap kekerasan kepada wanita, lho!

Dok. Kompal
Dok. Kompal
Sesi selanjutnya adalah tanya jawab. Bagi-bagi hadiah menjadi penyemangat bagi yang bertanya juga ada sesi kuis dan pengumuman pemenang live instagram. Hadiah mulai dari kalender, mug, buku hingga voucher makan menjadi trigger penyemangat bagi peserta diskusi. Terimakasih kepada semua sponsor.

Keseruan berakhir dengan sesi foto bersama panitia, narasumber dan peserta.

Foto bersama. Dok.pribadi
Foto bersama. Dok.pribadi
Besar harapan selesai dari diskusi ini, para peserta mulai bijak dalam bermedia sosial. Gunakan jarimu untuk menyebarkan kebaikan. Jangan sampai menyesal, karena jejak digital itu kejam, saudara! Mau dihapuspun, dibelahan dunia lain akan ada yang siap menscreen capture isi media sosial kita. So, be wise!

kompal-5b5fe4c45e13734d04791cd2-5c90d0a40b531c1339065bc2.jpg
kompal-5b5fe4c45e13734d04791cd2-5c90d0a40b531c1339065bc2.jpg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun