Tahukah Anda, bahwa pengguna media sosial di Indonesia saat ini berdasarkan survey dari Wearesosial Hootsuite yang dirilis januari 2019 lalu sudah mencapai 150 juta orang atau lebih dari separuh jumlah populasi rakyat Indonesia saat ini. Dan sebagian besar penggunanya adalah remaja dan dewasa muda.
Kompasianer Palembang menurut saya jeli melihat hal ini dengan diadakannya diskusi Positif Bermedia Sosial bekerja sama dengan Universitas IBA. Jelas karena sasarannya adalah anak-anak muda, mahasiswa, yang dengan segala semangat dan idenya bisa saja terjebak pada penyalahgunaan media sosial untuk hal-hal yang merugikan.
Ada 100 peserta yang tercatat mendaftar ke panitia, di luar dari anggota kompal yang juga hadir memberi kesan bahwa diskusi ini memang menarik perhatian. Terlebih pemantik diskusi yang hadir adalah orang-orang dengan latar belakang bermedia sosial yang tidak diragukan lagi.
Ada Deddy Huang sebagai seorang influencer dan Content Creator, dr. Posma Siahaan, SpPD yang tahun lalu memenangkan Kompasiana Award dalam bidang spesific interest, Mang Dues K. Arbain, seorang pimpinan Bank pemerintah yang juga telah menelurkan beberapa buku, juga hadirnya Mba Nindy, seorang advokat, beauty blogger dan aktif dalam banyak komunitas.
Selanjutnya acara diserahkan kepada moderator, yaitu Yuk Kartika Lestari Kariono. Pemantik diskusi pertama Deddy Huang benar-benar membuka mata bahwa apa yang kita anggap baik ternyata belum tentu baik untuk manusia lain dan lingkungan. Think before you post!
Dalam slidenya Koh Deddy memberikan 5 prinsip cerdas dalam berinternet:
1. Keep playing or stop.
2. Think before posting.
3. Saring before sharing.
4. Click or close.
5. Wise while online.
Benar kata orang, jangan hanya punya hape Smart, otak juga harus Smart. Kemudahan mengakses data harusnya bukan lagi halangan untuk mengecek kebenaran yang kita akan posting atau teruskan.
Selain itu, sebagai Content Creator, Koh Deddy juga membagi tips sebelum kita membuat dan membagikan konten ke media sosial kita: jangan sampai merugikan diri sendiri, merugikan organisasi dan jangan melanggar hukum.
Jadilah Content Creator yang kreatif bukan hanya yang sekedar repost demi mengejar follower. Ingat, konten yang dibuat harus bermanfaat. Jejak digital itu kejam, jangan sampai "kejahilan" di masa sekarang merugikan kita di masa depan.
Dr. Posma juga membagikan tips and trick selama menggeluti dunia tulis menulis, salah satunya adalah memilih judul yang tidak biasa, seperti menyelipkan bahasa daerah dan tulis saja apa yang ingin ditulis, tidak perlu muluk-muluk dengan bercita-cita mau menulis untuk mengubah dunia.
Mang Du sebagai seorang pimpinan, mewanti-wanti untuk selalu berpikir positif sehingga apapun yang akan kita tulis di media sosial kita adalah hal yang positif juga. Media sosial saat ini sudah menjadi rujukan penilaian kemampuan oleh berbagai perusahaan. Jadi untuk kamu-kamu yang saat ini masih saja memenuhi laman media sosial dengan ujaran kebencian, hasutan, bahasa alay, konten-konten berbau SARA, tindakan amoral lain, please stop it! Gunakan media sosial kalian sebagai wajah asli yang ingin kalian tunjukkan kepada dunia.
Keseruan berakhir dengan sesi foto bersama panitia, narasumber dan peserta.