Pernahkah Anda marah? Bisa dipastikan jawabannya adalah iya! Karena pada dasarnya, setiap manusia di muka bumi dibekali oleh respon tubuh untuk bertindak apabila ada hal yang tidak menyenangkan baginya, salah satunya adalah dengan marah.
Jadi, apa itu marah?
Marah menurut C.P. Chaplin, Anger (marah, murka, berang, gusar; kemarahan, kemurkaan, keberangan, kegusaran) adalah reaksi emosional akut ditimbulkan oleh sejumlah situasi yang merangsang, termasuk ancaman, agresi lahiriah, pengekangan diri, serangan lisan, kekecewaan, atau frustrasi, dan dicirikan oleh reaksi kuat pada sistem syaraf otonomik, khususnya oleh reaksi darurat pada bagian simpatetik; dan secara implisit disebabkan oleh reaksi serangan lahiriah, baik yang bersifat somatis atau jasmaniah maupun yang verbal atau lisan.
Jadi, marah adalah sebagai respon yang diberikan seseorang atas dasar tidak terpenuhinya kepuasan baik itu keamanan, kenyamanan, harapan ataupun ketidakadilan.
Yang terjadi pada tubuh ketika marah
Ketika seseorang marah, otot-otot akan menegang, tubuh akan melepaskan katekolamin yang menyebabkan ledakan energi dalam beberapa menit. Pada saat yang bersamaan, denyut jantung akan meningkat, laju pernafasan pun akan cepat, wajah akan memerah karena laju aliran darah juga akan meningkat ke arah anggota tubuh sebagai persiapan aksi akibat respon marah. Dalam proses yang cepat, adrenalin dan noradrenalin akan dilepaskan sehingga respon oleh katekolamin tadi akan bertahan lebih lama.
Aliran emosi ini biasanya akan mereda setelah impuls sampai korteks sebagai kontrolnya. Terutama kortesk frontal (depan) sebelah kiri. Disini akan diolah pantas tidaknya respon marah yang kita keluarkan.
Di sini proses "cooling down" akan terjadi, namun proses ini tidak sama bagi setiap orang. Semakin sering dipacu adrenalin "kemarahan"nya maka ambang batas kemarahan akan semakin rendah yang efeknya seseorang akan lebih mudah marah dan lambat pendinginannya.
Respon marah ini juga dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progestreon, dimana untuk orang tua yang kadarnya sudah rendah, maka ambang batas amarahnya juga akan rendah. Atau juga pada wanita pra menstrual dimana kedua hormon ini berada pada keadaan tidak stabil. Makanya jauhi wanita menjelang menstruasi, ya! :D
Faktor-faktor yang mempengaruhi