Mohon tunggu...
Liese Alfha
Liese Alfha Mohon Tunggu... Dokter - ❤

Bermanfaat bagi sesama Menjadi yang terbaik untuk keluarga

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Negeri Ini, Milik Orang Sakti!

29 Juli 2018   07:10 Diperbarui: 29 Juli 2018   08:19 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negeri Ini 

Inilah negeri bebas berkreasi

Asalkan menggendutkan pundi-pundi

Sikut saja sana sini

 

Negeri dengan sejuta janji

Modal besar bukan beban lagi

Asal kursi dapat dimenangkan tiap 5 tahun sekali

 

Negeri orang-orang tak bermalu

Dengan duduk, tidur, dan kompak bilang setuju

Pada agenda plesiran yang ditunggu

Katanya studi banding RUU

 

Negeri ini, mata dunia tertuju padamu

Karena nyanyian 'merdu' aparatmu

Tebang pilih balas budi

Juga nyanyian sendu rakyatmu

Tebang badan demi makan sesuap nasi

 

Inilah negeri tak punya rasa takut

Karena timbangan hukum sudah tak imbang

Dan prodeo tak memberi jera

Negeriku tercinta,

Rasanya, tumpah darah sia-sia

Sakti!

Teken saja, menangkan tendernya, kita kaya

Tak usah risau

Kalau KPK mengusik, pura-pura sakit

atau buru-buru menghilang

Selama punya duit

Semua bisa jadi orang sakti!

 

Ibu Yakin!

Bapak katanya mati dikeroyok massa

Katanya karena mencuri sekaleng susu

Katanya harganya tak lebih dari lima puluh ribu

 

Ibu bilang, jangan percaya pada katanya

Karena tak mungkin bapak hanya mencuri sekaleng susu yang harganya tak lebih dari lima puluh ribu

Lalu dibuat mati seperti binatang di tengah kerumunan pasar becek dan bau

Ibu bilang, bapak mungkin mencuri lebih dari itu

Mungkin bapak merampok, iya merampok

Uang itu pasti lebih dari yang dirampok para koruptor di TV butut rumah kardus kita

 

Ibu sangat yakin itu, seyakin air tajin yang mengalir dalam tenggorok mungilku

*19 Maret 2011

kompasiana.com
kompasiana.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun