Mohon tunggu...
Dunia Saham
Dunia Saham Mohon Tunggu... Ahli Gizi - www.duniasaham.com

Website edukasi dan analisa saham Berpengalaman lebih dari 10 tahun dalam dunia investasi saham Mempunyai latar belakangan pendidikan Manajemen Keuangan dan Perencanaan Keuangan, sehingga percaya bahwa strategi investasi bergantung pada kondisi masing-masing investor untuk dapat mencapai tujuan keuangannya

Selanjutnya

Tutup

Financial

Passive Income dari Saham

25 Juli 2019   10:13 Diperbarui: 25 Juli 2019   10:24 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Passive income tidak hanya bisa didapat dari kos-kosan, menyewakan properti, atau deposito. Investasi saham juga bisa memberikan passive income yang menarik melalui dividen saham. Ada banyak kelebihan passive income dari dividen saham, sehingga layak untuk anda coba. Nah sebelum membahas lebih dalam, kita perlu tahu dulu seluk beluk dividen saham.

Memahami Dividen Saham

Dividen adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada pemegang saham. Sementara bagian laba yang lain tetap berada di perusahaan dan digunakan untuk keperluan lain, misalnya ekspansi usaha atau memperkuat permodalan. Nah rasio dari laba yang akan dibagikan dalam bentuk dividen dibanding dengan total laba bersih adalah Dividend Payout Ratio (DPR). Semakin tinggi DPR, maka makin banyak laba yang disalurkan ke pemegang saham dan makin sedikit laba yang ditahan di perusahaan.

Lalu kapan dividen dibagikan? Umumnya dividen dibagikan setahun sekali, namun ada juga perusahaan yang membagi menjadi dua kali atau lebih. Ada tanggal-tanggal yang harus diperhatikan sehubungan dengan pembagian dividen. Pertama adalah cum date, yaitu tanggal dimana pemegang saham yang tercatat pada tanggal tersebut yang berhak atas dividen. Jadi misal cum date dari dividen saham ABCD adalah 16 Juli 2019, maka investor pada tanggal 16 Juli harus dalam posisi memiliki saham tersebut. Terlepas apakah investor baru membeli sehari atau setahun sebelumnya, asalkan pada tanggal tersebut investor memiliki saham, maka berhak atas dividen. Sementara untuk ex date adalah tanggal dimana pemegang saham tidak berhak atas dividen. Biasanya sehari setelah tanggal cum date. Misal investor mempunyai saham pada tanggal 16 Juli dan menjual keesokan harinya, maka tetap berhak atas dividen. Tapi bila investor baru membeli pada 17 Juli maka tidak berhak atas dividen.

Selanjutnya, distribution date adalah tanggal pencairan/pembayaran dividen tersebut ke rekening investor. Pada tanggal inilah investor benar-benar menerima pembayaran dividen dari perusahaan. Jadi investor tidak langsung menerima saat cum date, tapi baru menerima pada saat distriution date.

Perbandingan antara dividen dan harga beli kita disebut dividend yield, dan semakin besar tentu makin baik. Berapa yield yang dianggap besar? Nah kita gunakan saja pemikiran sederhana dengan membandingkan return deposito. Bila deposito atau produk investasi sejenis memberi return sekitar %, maka dividend yield di atas itu tentu termasuk kategori menarik. Belum lagi bila memperhitungkan kemungkinan kenaikan dividen di masa mendatang.

Dividen saham punya banyak kelebihan, diantaranya anda tidak perlu dana besar untuk bisa mendapat dividen saham. Cukup dengan membeli 1 lot saham anda sudah bisa memperoleh passive income. Selain itu, dividen saham juga sudah dikenai pajak final sehingga memudahkan dalam administrasi. Tarif pajak yang dikenakan hanya 10% atau lebih rendah daripada pajak deposito sebesar 20%.

Anda juga tidak perlu banyak mengeluarkan waktu dan energi untuk mengamati saham, karena berorientasi pada jangka panjang.  Sementara di sumber passive income lain seperti properti, anda juga perlu melakukan perawatan berkala terhadap properti tersebut.

Tips Passive Income dari Dividen Saham

Bagaimana tips mendapatkan passive income dari dividen saham secara konsisten?

Pertama, anda dapat mencari saham dengan dividen historis yang stabil dan DPR cukup besar. Usahakan mencari perusahaan yang tetap membagi dividen bahkan di tengah kondisi ekonomi atau pasar yang kurang baik sekalipun. Biasanya perusahaan di kategori ini adalah perusahaan yang sudah cukup mapan. Hal ini masuk akal karena perusahaan yang sudah mapan tidak memerlukan banyak dana tambahan untuk ekspansi bisnis. 

Sementara kalau perusahaannya masih dalam tahap berkembang, maka tentu perlu modal untuk menjadi besar. Inilah alasan perusahaan yang masih berkembang cenderung membagikan dividen dalam porsi yang sedikit.  

Kedua, anda menghitung berapa dividend yield dengan asumsi harga saat ini. Meskipun DPR persuhaan besar, tapi kalau yieldnya rendah, maka kurang menarik karena istilahnya anda lama baru bisa balik modal. Misalkan anda membeli saham di harga 2.000 dengan dividen saat ini 60, maka yieldnya hanya 3%. Carilah perusahaan dengan yield di atas 6%. 

Ketiga, gunakan dana menganggur yang tidak akan terpakai dalam jangka panjang. Karena tujuannya adalah memperoleh passive income secara konsisten, maka tentu perlu terus memegang saham tersebut. Mungkin anda berpikir, kenapa tidak beli saja saat cum date tahun ini, lalu jual keesokan harinya. Di tahun depan, kembali beli pada saat cum date dan jual di ex date, toh tetap dapat dividen kan? 

Memang dividen bisa didapat, tapi dengan cara di atas maka anda rugi di harga saham. Kenapa demikian? Sekarang coba bayangkan bila orang lain juga berpikiran sama, tentu harga saham pada saat cum date akan naik tinggi karena orang sudah tahu kalau membeli di tanggal itu mendapat bonus dividen. Dan pada saat ex date, harga saham cenderung turun karena orang sudah tahu bahwa di tanggal tersebut, mereka sudah tidak mendapat bonus berupa dividen.

Memegang saham dalam jangka juga berkaitan erat dengan poin berikutnya.

Keempat, dividend yield akan meningkat dalam jangka panjang bila dividen meningkat. Dari contoh di atas, misalkan anda mendapatkan dividend yield 3% ketika membeli saham di harga 2.000. Di tahun depan, laba perusahaan meningkat dan dividen yang dibagi meningkat jadi 100. Harga saham di tahun depan juga meningkat menjadi 2.200, sehingga bila anda membeli pada saat cum date tahun depan, maka yield anda hanya sekitar 4,5%. 

Sekarang bandingkan bila anda terus memegang saham dengan harga modal 2.000 tadi hingga tahun depan. Maka yield yang didapat adalah 5% (100/2000). Nah bila di tahun berikutnya dividen berkembang menjadi 160, maka yield anda sudah mencapai 8%, suatu angka yang cukup besar.

Tentu saja laba dan dividen tidak selalu meningkat, namun kita dapat memperbesar peluang tersebut dengan mencari perusahaan yang baik dengan pembagian dividen historis yang konsisten. Selain perusahaan yang sudah mapan, ciri lain dari perusahaan yang mempunyai kemampuan membayar dividen adalah memiliki jumlah kas yang cukup banyak.

Ada cukup banyak contoh perusahaan yang rutin membagikan dividen, diantaranya adalah Sampoerna (HMSP), Unilever (UNVR), Bukit Asam (PTBA), Samindo Resources (MYOH), Adira Multifinance (ADMF), Indo Tambangraya Megah (ITMG), dan Selamat Sempurna (SMSM).

Penyebutan nama-nama di atas bukan bermaksud untuk merekomendasikan anda untuk membeli, karena seluruh keputusan investasi ada di tangan anda sendiri. Gambaran di atas semoga bisa memberi anda inspirasi untuk memanfaatkan peluang meraih passive income dari saham.

Salam,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun