Tantangan Semakin Dahsyat
Perkembangan zaman telah membuka peluang yang sebesar-sebesarnya kepada kemajuan tetapi beriringan dengan sebuah tantangan yang tak kalah dahsyat. Dalam kondisi ini, segala prasyarat yang dibutuhkan baik itu dari sarana prasarana infrastruktur penunjang maupun kesediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas harus dipersiapkan sejak dini.
Daerah Buton Tengah mungkin menonjol dalam hal pembangunan infrastruktur (meskipun masih menyisahkan perdebatan panjang) tetapi jika tidak dibarengi dengan perhatian atas pembangunan SDM maka itu sama saja nihil. Seperti menyediakan sebuah kendaraan lengkap dengan segala fasilitasnya tetapi daya cerna dan pemahaman orang-orang tentang bagaimana cara mengendarai, tidak coba ditingkatkan.
Upaya yang dikerahkan untuk mengupgrade kualitas manusia di Buton Tengah masih minim sehingga yang terjadi hanyalah menunggu waktu dimana kendaraan tersebut jadi rongsokan yang siap ditimbang dengan harga murah.
Padahal, untuk membelinya, daerah harus mengeluarkan anggaran yang sangat besar. Jadi sebenarnya daerah sedang membangun proyek kesia-sian yang berujung pada kerusakan. Contoh kasus misalnya, ketimbang memikirkan masa depan pembangunan kampus USN di kecamatan Mawasangka yang mana itu sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia ke depan, pemerintah Buton Tengah malah lebih memprioritaskan izin eksplorasi tambang batu gamping yang wilayah garapannya hampir mengenai kavlingan lahan pembangunan kampus.
Padahal, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadikan era sekarang demikian maju dan canggih itu merupakan buah pikir, daya nalar dan kapasitas pemahaman manusia dalam mencipta dan berkarya.
Pun, untuk mampu mengadaptasikan diri terhadap kemajuan cipta-karya itu, kita dituntut untuk sebisa mungkin berpemahaman dan berpengetahuan sejalan dengan tuntutan perkembangan. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya lebih untuk menggenjot pembangunan sumber daya manusia biar peluang kemajuan bisa dicapai dan mengalahkan tantangan zaman yang semakin dahsyat.
Revitalisasi Fungsi OPD ke Peran Strategisnya
Hidupkan kembali fungsi dan peran strategis OPD terutama yang berhubungan dengan urusan peningkatan kesejahteraan dan indeks pembangunan manusia (IPM) di Buton Tengah. Dua hal penting yang menjadi tujuan mendasar dibentuknya sebuah DOB.
Sejauh ini, kinerja pemerintah Buton Tengah dalam kategori di atas sungguh sangat memprihatinkan. Laporan BPS "Kabupaten Buton Tengah dalam Angka" menunjukan bahwa jumlah penduduk miskin di Buton Tengah sekitar 13,72% di tahun 2018. Lebih besar dari Muna Barat 11,39%, Buton Selatan 11,86%, dan Buton Utara 9,38%.Â
Beberapa daerah ini sengaja disebutkan sebagai bahan perbandingan karena merupakan DOB yang bersamaan terbentuknya dengan Buton Tengah. Sementara mengenai Indeks Pembangunan Manusia, dari 17 jumlah kabupaten/kota yang ada di Sulawesi Tenggara, Buton Tengah menduduki peringkat ke-17. Itu artinya upaya dan progres pembangunan kualitas manusia di Buton Tengah adalah yang paling lemah. Berikut datanya;
Tulisan ini sejatinya ditujukan kepada kritik paradigma pemerintah yang sebenarnya hanya membutuhkan itikad baik dan jiwa besarnya untuk membangun. Dengan begitu, maka bisalah dibedakan mana yang utama lagi kondusif bagi kemajuan, mana yang prioritas dan mendasar untuk dikerjakan dan mana yang bukan.