Part 2. Tergilas Roda Kehidupan Kota Metropolitan

"Pak Pras? Lalu Nisa?"

"Ah, rasanya tidaklah etis jika berpicara padamu, aku tidaklah memiliki hal apa-apa untuk menjelaskan apapun.  Di sini aku hanya ditugaskan untuk mengurus segala keperluan rumah, keperluan Pak Pras dan juga keperluan Nisa. Oh iya, kamarmu yang di ujung sana." Ucapnya sembari menunjuk sebuah kamar tertutup yang terletak pada sudut ruangan, lalu kemudian bergegas berlalu. 

Tinggallah aku berdiri mematung, tanyaku belumlah terjawab.  Aku belum mengerti siapa Pak Pras, lalu hubungan apa dengan Nisa? Entahlah.  Aku masih saja sibuk bergelut dengan pikiranku sendiri.   Rasa penat yang mendera raga, membuat aku tak mampu berfikir jauh.  Aku membuka pintu kamar yang sementara akan menjadi tempat aku beristirahat.  Kembali aku berdecak kagum dengan kemewahan kamar yang aku tempati.  Kemewahan yang sekadar membayangkan untuk memilikinya saja, aku tak sanggup.  Kini aku benar-benar mampu hidup dalam kemewahan meski hanya sekadar menumpang.  Aku hempaskan tubuhku diatas kasur yang tebal dan begitu empuk.

Aku kembali terjaga tatkala tubuhku terasa  terguncang.  Sosok Nisa kini berdiri di hadapanku.

Next Part 3

Sumber Gambar