Mohon tunggu...
Dunaiyah Dunaiyah
Dunaiyah Dunaiyah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Penggerak Angkatan 8

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif - Dunaiyah CGP 8 Kabupaten Cirebon

21 Juli 2023   23:18 Diperbarui: 21 Juli 2023   23:35 983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh keyakinan kelas/Dokpri

Oleh : Dunaiyah, S.Pd.

A. Latar Belakang

Peran Guru di sekolah bukan hanya sebagai pengajar yang mentransfer ilmu pengetahuan, namun peran yang lain seperti menuntun murid agar selamat dan bahagia baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Guru berperan menuntun tumbuh kembangnya murid agar menjadi manusia yang beradab dan berkarakter. Sebagai sekolah yang merupakan ladang untuk berkembangnya sumber daya manusia yang ada di dalamnya dengan melihat kondisi murid saat ini murid memiliki sikap dan perilaku yag negatif seperti membully, membolos, berkelahi antar teman dan banyak hal-hal negatif lainnya yang merusak perilaku murid. Itu menjadi tanggung jawab yang besar bagi seorang pendidik agar bagaimana perilaku tersebut dapat diubah menjadi lebih baik. Karena tujuan daripada pendidikan adalah adanya sebuah perubahan perilaku murid agar lebih baik. 

Upaya yang dapat dilakukan di sekolah adalah dengan menciptakan budaya positif di sekolah. Dengan diterapkannya budaya positif, murid diharapkan memiliki karakter dan perilaku yang lebih baik dari sebelumnya dan memiliki rasa tanggung jawab pada dirinya agar mereka dapat meyakininya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tujuan pendidikan yakni mewujudkan murid yang berkarakter profil pelajar pancasila.

Rencana aksi nyata yang saya lakukan untuk mewujudkan hal tersebut yaitu mendiseminasikan budaya positif kepada rekan sejawatdan membuat keyakinan kelas/kesepakatan kelas. Kesepakatan ini berisi nilai-nilai kebajikan universal yang menjadi harapan bersama untuk merubah pola budaya-budaya di sekolah sebelumnya agar lebih baik lagi. 

B. Deskripsi Aksi Nyata 

Diseminasi aksi nyata dilaksanakan pada tanggal 12 Juli 2023 pada seluruh rekan sejawat di SMP IBS Fatahillah Jagapura. Bertempat di Aula SMP IBS Fatahillah. Dalam kegiatan tersebut dihadiri oleh 12 orang rekan guru dan satu Pengawas Manajerial SMP IBS, yaitu Bapak Drs. Tarjo, M.MPd.

Kegiatan berjalan dengan sangat baik dan menyenangkan, dimulai dari pukul 09.00 s.d 11.00 WIB, dengan susunan acara sebagai berikut : pertama pembukaan, kedua sambutan dari pengawas manajerial dan yang ketiga acara inti yaitu diseminasi aksi nyata budaya positif di sekolah. Acara keempat yaitu tanya jawab dan terakhir penutup, kegiatan diakhiri dengan doa bersama. Berharap aksi yang dilakukan dapat diimplementasikan oleh warga sekolah untuk mewujudkan murid yang berkarakter dan memiliki disiploin positif (motivasi intrinsik).

Dalam diseminasi ini, terdapat delapan inti konsep yang telah dipaparkan, yakni perubahan paradigma belajar, disiplin positif, nilai-nilai kebajikan, kebutuhan dasar manusia, motivasi perilaku manusia, 5 posisi kontrol guru, keyakinan kelas dan segitiga restitusi. 

Pembelajaran dengan Paradigman Baru

Pembelajaran dengan paradigma baru yaitu pembelajaran yang berorientasi pada prinsip pembelajaran berdireferensiasi untuk memenuhi kebutuhan murid untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Terdapat enam dimensi profil pelajar pancasila yaituberiman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis.

Disiplin Positif

Disiplin positif merupakan salah satu cara penerapan disiplin yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran serta memberdayakan peserta didik tanpa imbalan penghargaan, ancaman ataupun hukuman. Sebagai pendidik, tujuan kita adalah menciptakan anak-anak yang memiliki disiplin diri sehingga mereka bisa berprilaku dengan mengacu pada nilai-nilai kebajikan universal dan memiliki motivasi intrinsik, bukan ekstrinsik. 

Nilai-nilai Kebajikan

Nilai yang disepakati bersama, lepas dari suku bangsa, agama, bahasa maupun latar belakangnya. Contoh Nilai Kebajikan Institusi/Organisasi:

Profil Pelajar Pancasila : Beriman dan bertaqwa pada Tuhan yang Maha Esa dan Berakhlak mulia, Berkebinekaan Global, Gotong Royong, mandiri, Kreatif dan Bernalar Kritis

IBO Primary Years Program (YPY) :Toleransi, Rasa Hormat, INtegritas, Mandiri, Menghargai, Antusias, Empati, Keingintahuan, Kreativitas, Kerjasama, Percaya Diri, Komitmen.

contoh nilai kebajikan kelas/Dokpri
contoh nilai kebajikan kelas/Dokpri

Kebutuhan Dasar Manusia

Kebutuhan dasar mausia adalah segala sesuatu yang kita lakukan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.

Seluruh tindakan yang kita lakukan memiliki tujuan tertentu, dan semua usaha terbaik yang kita lakukan adalah dalam rangka agar kebutuhan dasar kita terpenuhi dengan baik. Terdapat lima kebutuhan dasar manusia yaitu :

1. Bertahan Hidup : Makanan, pakaian, tempat tinggal, keamanan, kesehatan

2. Cinta/kasih sayang dan rasa diterima : Rasa diterima, dipedulikan, berbagi, kerjasama, menjadi bagian dalam kelompok

3. Penguasaan : Harga diri, keinginan untuk dianggap, memimpin, berprestasi, diakui, didengar

4. Kebebasan : Mandiri, memiliki pilihan, mencoba hal baru, mampu mengendalikan arah dirinya

5. Kesenangan : Bermain, humor, antusiasme, tertawa.

Motivasi Perilaku Manusia

1. Untuk menghindari ketidaknyamanan/hukuman

2. Untuk mendapatkan imbalan/penghargaan dari orang lain

3. Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya

5 Posisi Kontrol Guru

1. Penghukum : seorang penghukum bisa menggunakan hukuman fisik maupun verbal. Orang-orang yang menjalankan posisi penghukum, senantiasa mengatakan bahwa sekolah memerlukan sistem atau alat yang dapat lebih menekan murid-murid lebih dalam lagi.

2. Pembuat rasa Bersalah: Pada posisi ini biasanya guru akan bersaura lebih lembut. Pembuat rasa bersalah akan menggunakan keheningan yang membiuat orang lain merasa tidak nyaman, bersalah atau rendah diri.

3. Teman : Guru pada posisi ini tidak akan menyakiti murid, namun akan tetapi tetap berupaya mengontrol murid melalui persuasi.

4. Pemantau : Memantau berarti mengawasi. Pada saat kita mengawasi, kita bertangung jawab atas perilaku orang-orang yang kita awasi.

5. Manajer : adalah posisi dimana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid mempersilahkan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. 

Keyakinan Kelas

Keyakinan kelas berupa nilai-nilai kebajikan yang diyakini oleh seluruh anggota kelas. Keyakinan ini dibuat bertujuan untuk menyepakati keyakinan yang akan mereka jalankan dalam mendisiplinkan diri mereka. Adapaun pembentukan keyakinan kelas daintaranya :

a. bersifat abstrak

b. berupa pertanyaan universal

c. dibuat dalam pernyataan positif

d. sedikit saja agar mudah diingat

e. semua warga sekolah/kelas dilibatkan saat membuat keyakinan kelas

Contoh : 

Contoh keyakinan kelas/Dokpri
Contoh keyakinan kelas/Dokpri

Segitiga Restitusi

Suatu proses dialog yang dijalankan guru atau orang tua agar dapat menghasilkan murid yang mandiri dan bertanggung jawab

 

tahapan segitiga restitusi/Dokpri
tahapan segitiga restitusi/Dokpri
1. Menstabilkan Identitas 

Mengubah identitas anak dari orang yang gagal menjadi orang yang sukses dan berprinsip bahwa melakukan kesalahan adalah bagian dari pembelajaran. Jika kita ingin murid menjadi reflektif, maka kita harus meyakinkan murid dengan cara mengatakan kalimat-kalimat seperti : "berbuat salah itu tidak apa-apa", "saya juga melakukan kesalahan yang sama", dll.

2. Validasi Tindakan yang Salah

Setiap tindakan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, tugas kita adalah mengubah pandangan dari teori stimulus respon ke cara teori kontrol, juga mengenali dan mengakui kebbutuhan murid akan memperbaiki hubungan dengan murid.

Contoh kalimat yang bisa digunakan adalah : "kamu pasti punya alasan mengapa melakukan hal itu"

3. Menanyakan Keyakinan

Teori kontrol menyatakan bahwa kita pada dasranya termotivasi secara internal. Ketika identitas sukses telah tercapai dan tingjah laku yang salah telah divalidasi , maka anak akan siap untuk dihubungkan dengan nilai-nilai yang dia percaya. Pertanyaan yang bisa digunakan seperti : "apa yang kita percaya sebagai kelas atau keluarga?".

Selama pemaparan materi berlangsung kurang lebih 12o menit, diiringi dengan ice breaking dan tanya jawab oleh peserta. Semua berjalan dengan lancar dan antusias beberapa guru terlihat saat membahas budaya psositif ini. Karena ini materi yang benar-benar menarik untuk diterapkan bersama setelahnya. Beberapa pertanyaandari rekan, seperti berikut ini:

1. Pertanyaan dari Ibu Dea Puspania : Bagaimana menangani anak yang setiap belajar kelompok dia ga mau bergabung dan bersiakp cuek dengan tugas kelompoknya sendiri?

2. Pertanyaan yang kedua yaitu dari Ibu Yulianti, S.Ag : Jadi peran guru yang ideal itu yang bagaimana?

Berikut jawaban yang dapat saya simpulkan :

1. Anak yang seperti itu, kita perlu lakukan dialog yang privat agar lebih dalam pada int masalah yang ada pada anak tersebut. Dengan melakukan dialog maka kita akan mengetahui kebutuhan yang belum dia dapatkan dari kelasnya, misalnya dia merasa tidak diterima oleh kelompoknya, maka tugas kita adalah memberikan perhatian yang lebih pada anak tersebut dan menuntun dia agar menjadi bagian dari kelompoknya.

2. Peran guru yang ideal dari lima posisi kontrol adalah peran manajerial, disana kita bersama murid dan mendukung murid atas solusi yang dia dapatkan sendiri, serta membuat seseorang menjadi manajerial dari dalam dirinya.

C. Hasil Aksi Nyata

1. Adanya perubahan paradigma dan persamaan pemahaman tentang budaya positif di sekolah maupun di kelas

2. Wali kelas dan murid sangat kompak untuk membuat kesepakatan kelas dan menyusunnya bersama.

3. Keyakinan kelas terpampang di dinding kelas dan sangat menarik untuk dibaca. 

4. Perubahan perilaku murid yang lebih bertanggung jawab dan meningkatkan kedisiplinan 

D. Pembelajaran yang didapat dari Pelaksanaan 

Pemebelajaran yang didapat dari pelaksanaan aksi nyata ini yakni penyusunan keyakinan/kesepakatan kelas dan diseminasi kepada rekan sejawat antara lain :

a. Kegagalan 

Tidak semua wali kelas menerapkan keyakinan kelas dan tidak mengindahkan kesepakatan kelas.

b. Keberhasilan 

 Beberapa wali kelas dan murid mampu menyusun keyakinan kelas dan hal ini merupakan satu cara terbaik menuju keberhasilan untuk menciptakan budaya positif di sekolah.

E. Respon Guru dan Murid 

*Guru : Ibu Fian Sis menyatakan bahwa saya pikir kegiatan ini akan membosakan ternyata tidak, justru kegiatan membuka pikiran saya untuk mewujudkan murid seperti yang kita harapkan bersama

*Siswa : Dian Fazirah mengakui bahwa dia merasa senang ketika terlibat dalam kegiatan penyusunan keyakinan kelas dan menyepakatinya secara bersama-sama.

F. Rencana Perbaikan untuk Implementasi ke Depan

  • Melakukan pemantauan, merefleksi dan mengevaluasi keyakinan kelas yang telah dibuat
  • Menigkatkan motivasi diri murid melalui pembiasaan positif
  • Menerapkan kegiatan pembuatan keyakinan kelas di setaip tahun ajaran baru agar dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun