Mohon tunggu...
Dulles Simanjuntak
Dulles Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang tenaga pendidik yang terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 3.1 MODEL 4C (Connection, Challange, Concep, Change)

11 Agustus 2024   16:56 Diperbarui: 11 Agustus 2024   16:58 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN MODUL 3.1

Model 4C (Connection, Challenge, Concept, Change)

DULLES SIMANJUNTAK

CGP Angkatan 10 Kabupaten Nias

ALAMRIA PRAMANA

Fasilitator

Refleksi Dwi Minggun untuk modul 3.1 kali ini saya menggunakan model 5: Connection, challenge, concept, change (4C) yang dikembangkan oleh Ritchhart, Church, dan Morrison  (2011) memiliki relevansi yang kuat dalam merefleksikan materi pembelajaran. Model ini memberikan kerangka kerja yang sistematis untuk menghubungkan, menghadapi tantangan, memahami konsep, dan menciptakan perubahan dalam proses belajar.

Ada beberapa pertanyaan kunci yang menjadi panduan dalam membuat refleksi model ini, yaitu:

Connection (Koneksi)

Apa keterkaitan materi yang didapat dengan peran Anda sebagai Calon Guru Penggerak?

Modul 3.1 tentang "Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin" menekankan pentingnya etika dalam kepemimpinan pendidikan. Sekolah sebagai institusi moral memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk budaya, nilai, dan moralitas murid. Saya sebagai Calon Guru Penggerak berperan vital dalam memastikan nilai-nilai kebajikan universal seperti keadilan, tanggung jawab, dan integritas ditegakkan.

Pengambilan keputusan di sekolah tidaklah mudah, terutama ketika dihadapkan pada dilema etika, yaitu situasi di mana dua nilai yang sama-sama benar saling bertentangan. Untuk membantu memahami dan mengatasi dilema ini, modul ini membahas perbedaan antara dilema etika dan bujukan moral, serta memperkenalkan 4 paradigma dilema etika yaitu individu lawan kelompok (individual vs community), rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) dan jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term).

Prinsip-prinsip etika yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan juga dibahas, termasuk berpikir berbasis hasil akhir, berbasis peraturan, dan berbasis rasa peduli. Setiap keputusan yang diambil oleh saya sebagai Calon Guru Penggerak harus didasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal dan berpihak pada murid, sambil mempertimbangkan konsekuensi dari keputusan tersebut.

Modul 3.1 ini juga menekankan pentingnya refleksi dan pengujian keputusan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dalam permasalahan dengan langkah-langkah yang sistematis, termasuk mengenali nilai yang bertentangan, mengumpulkan fakta, dan menguji keputusan dari berbagai perspektif (legal, regulasi, dan intuisi). Melalui pendekatan ini, saya sebagai Calon Guru Penggerak dapat membuat keputusan yang bertanggung jawab, etis, dan selaras dengan nilai-nilai kebajikan universal.

Challenge (Tantangan)

Adakah ide, materi atau pendapat dari narasumber yang berbeda dari praktik yang Anda jalankan selama ini?

Dari Mulai dari diri, eksplorasi konsep, ruang kolaborasi, demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman, koneksi antar materi dan aksi nyata dalam pada Modul 3.1 ini saya menyadari adanya perbedaan antara praktik yang saya jalankan selama ini dengan ide-ide dan pendapat yang disampaikan oleh narasumber. Dalam praktik pengambilan keputusan yang saya jalankan selama ini, saya seringkali terfokus pada pendekatan yang lebih cepat dan berorientasi hasil, saya seringkali mengabaikan aspek moral dan etika yang mendalam. Modul ini menawarkan perspektif baru dengan menekankan pada pentingnya mempertimbangkan nilai-nilai kebajikan universal dalam setiap keputusan yang diambil. Pendekatan ini tidak hanya berfokus pada hasil akhir tetapi juga pada proses dan prinsip-prinsip yang mendasari keputusan tersebut. Hal ini mengingatkan saya untuk lebih reflektif dan kritis dalam mempertimbangkan dampak moral dari setiap keputusan yang saya ambil.

Selain itu, modul ini memperkenalkan 4 paradigma dilema etika yang sering dihadapi dalam pengambilan keputusan yaitu individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan dan jangka pendek lawan jangka panjang. Paradigma-paradigma ini memberikan kerangka berpikir yang sistematis untuk menganalisis dan memahami konflik nilai-nilai yang sering terjadi dalam proses pengambilan keputusan. Dalam praktik sehari-hari di sekolah saya, saya terkadang tidak sadar akan paradigma-paradigma ini, sehingga seringkali membuat keputusan yang didasarkan pada intuisi atau penilaian pribadi tanpa mempertimbangkan secara mendalam konflik nilai-nilai yang terlibat.

Pada modul 3.1 ini juga menawarkan langkah-langkah praktis untuk mengambil dan menguji keputusan, mulai dari mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan hingga refleksi terhadap keputusan yang telah diambil. Teknik pengujian seperti uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi, dan uji panutan/idola memberikan alat yang berguna untuk mengevaluasi keputusan sebelum akhirnya mengambil langkah yang akan dilakukn. Pendekatan ini berbeda dari praktik saya yang saya lakukan dimana sering sekali saya tergesa-gesa dan kurang sistematis dalam mengevaluasi dampak moral dari keputusan yang diambil. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, saya meyakini ke depan akan dapat menjadi lebih bijaksana dan bertanggungjawab dalam pengambilan keputusan.

Concept (Konsep)

Ceritakan konsep-konsep utama yang Anda pelajari dan menurut Anda penting untuk terus dibawa selama menjadi Calon Guru Penggerak atau bahkan setelah menjadi Guru Penggerak?

Dalam peran sebagai Calon Guru Penggerak dan setelah menjadi Guru Penggerak, konsep-konsep utama yang saya pelajari dan penting untuk terus saya bawa adalah pentingnya memahami dan menghargai nilai-nilai kebajikan universal, seperti keadilan, keselamatan, tanggung jawab, kejujuran, rasa syukur, lurus hati, berprinsip, integritas, kasih sayang, rajin, berkomitmen, percaya diri, kesabaran, dan keamanan. Nilai-nilai ini menjadi dasar dalam pengambilan keputusan yang berbasis pada etika dan moral.

Keterampilan pengambilan keputusan yang efektif yaitu melibatkan berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil. Sebagai Calon Guru Penggerak dan setelah menjadi Guru Penggerak, saya harus terus melatih dan meningkatkan keterampilan saya untuk memastikan keputusan yang diambil adalah yang terbaik untuk semua pihak yang terlibat.

Pemahaman saya tentang 4 paradigma dilema etika, yaitu individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan dan jangka pendek lawan jangka panjang. Paradigma-paradigma ini membantu saya dalam mengenali dan menangani situasi di mana nilai-nilai moral yang saling bertentangan muncul, sehingga saya dapat membuat keputusan yang lebih baik dan berimbang.

3 Prinsip pengambilan keputusan yang melibatkan berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan, dan berpikir berbasis rasa peduli. Ke-3 prinsip ini memberikan kerangka berpikir yang berbeda untuk menangani dilema etika dan membantu saya dalam memilih pendekatan yang paling sesuai untuk situasi tertentu.

9 langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang meliputi mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, menentukan siapa yang terlibat, mengumpulkan fakta-fakta yang relevan, pengujian benar atau salah, pengujian paradigma benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi, investigasi opsi trilema, membuat keputusan, dan refleksi terhadap keputusan yang telah diambil. Langkah-langkah ini memberikan struktur yang sistematis untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah etika dengan cara yang bijaksana dan bertanggung jawab. Dengan membawa konsep-konsep ini dalam perjalanan saya sebagai Calon Guru Penggerak maupun Guru Penggerak ke depan, saya percaya akan dapat menjadi pemimpin yang lebih efektif dan berkontribusi positif dalam pendidikan dan pengembangan siswa serta sekolah tempat saya bertugas.

 

Change (Perubahan)

Apa perubahan dalam diri Anda yang ingin Anda lakukan setelah mendapatkan materi pada hari ini?

Setelah saya mempelajari materi pada Modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin, saya ingin melakukan beberapa perubahan dalam diri saya untuk menjadi lebih efektif dalam peran saya sebagai Calon Guru Penggerak maupun sebagai Guru Penggerak kedepan. Berikut adalah perubahan-perubahan yang saya ingin lakukan adalah saya ingin lebih sadar dan menghargai nilai-nilai kebajikan universal dalam setiap keputusan yang saya ambil. Ini termasuk keadilan, keselamatan, tanggung jawab, kejujuran, rasa syukur, dan integritas. Sehingga saya dapat memastikan bahwa keputusan saya selalu berdasarkan prinsip-prinsip moral yang kuat.

Saya ingin terus berlatih dan meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan saya. Ini melibatkan berpihak pada murid berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil sehingga saya dapat membuat keputusan yang lebih baik dan berimbang.

Saya ingin lebih terampil dalam mengenali dan menangani masalah/situasi dilema etika. Dengan memahami 4 paradigma dilema etika (individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, dan jangka pendek lawan jangka panjang), saya dapat lebih bijaksana dalam memilih tindakan yang paling tepat.

Saya ingin lebih sering menggunakan 3 prinsip pengambilan keputusan (berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan, dan berpikir berbasis rasa peduli) dalam situasi yang berbeda. Dengan memahami kelebihan dan keterbatasan masing-masing prinsip saya akan dapat memilih pendekatan yang paling sesuai untuk setiap kasus yang akan saya tangani.

Saya ingin secara konsisten menerapkan 9 langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang telah saya pelajari. Ini termasuk mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, menentukan siapa yang terlibat, mengumpulkan fakta-fakta yang relevan, pengujian benar atau salah, pengujian paradigma benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi, investigasi opsi trilema, membuat keputusan, dan melakukan refleksi terhadap keputusan yang telah diambil. Dengan demikian, saya dapat memastikan bahwa proses pengambilan keputusan saya sistematis dan berdasarkan analisis yang dalam.

Terakhir saya ingin terus melakukan refleksi dan evaluasi terhadap keputusan yang telah saya ambil. Dengan melihat kembali proses pengambilan keputusan dan mengambil pelajarannya, saya dapat meningkatkan kemampuan saya untuk membuat keputusan yang lebih baik di masa depan.


https://drive.google.com/file/d/1qH35C8X6PxMdpn26TqDwXsO10GB37D5d/view?usp=sharing

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun